Muenchen, Selasa
Bayern mengandaskan Juventus 2-0 pada laga pertama perempat final Liga Champions. Defisit dua gol memperberat beban Juventus pada laga kedua, Rabu (10/4). Pelatih Juventus Antonio Conte harus menemukan formula jitu untuk lolos ke semifinal.
Sebelum laga, Conte berjanji, Juventus akan memasuki lapangan dengan senyum. ”Nyonya Besar” tidak takut menghadapi ujian terberat mereka musim ini. Bayern juga ujian terberat bagi Conte dalam dua musim memimpin Juventus.
Senyum itu menghilang dari para pemain Juventus yang terus ditekan Bayern. Tim polesan Jupp Heynckes ini tidak mengendurkan tempo permainan tinggi sepanjang laga. Para pemain Bayern lebih bugar, lebih cepat, dan tidak memberi peluang pengatur permainan Juventus Andrea Pirlo memperlambat tempo permainan.
Conte mengakui, Juventus harus bekerja lebih keras untuk masuk ke papan atas Eropa. Kini, Juventus harus menjaga kebersamaan dan mempersiapkan diri untuk pertandingan kedua di markas sendiri. ”Kami mempersiapkan diri secara normal, tetapi Bayern sangat ekstrem dalam persiapan fisik,” ujar Conte.
Persiapan fisik Bayern diterapkan untuk menekan Pirlo. Sang arsitek permainan itu terus ditekan sepanjang laga dengan menerapkan tempo cepat.
Tekanan di awal laga membuat Juventus kedodoran dan berujung gol Alaba pada detik ke-25. Pirlo tak hanya ditekan oleh Luiz Gustavo dan Bastian Schweinsteiger, tetapi juga oleh ujung tombak Mario Mandzukic. Tugas utama menjaga Pirlo sebenarnya diemban Toni Kroos sebelum dia cedera pada menit ke-16 dan harus diganti.
”Kami bermain sesuai dengan rencana dan mengeluarkan Pirlo dari permainan, kami sukses melakukan itu,” ujar Heynckes.
Mandzukic berkontribusi besar dalam kemenangan 2-0 ini. Ia tak mencetak gol, tetapi mengacak-acak pertahanan Juventus yang digalang tiga bek tengah, Giorgio Chiellini, Andrea Barzagli, dan Lenardo Bonucci.
Peran Mandzukic dalam menyerang dan bertahan lebih vital ketimbang kontribusi duet penyerang Juventus, Fabio Quagliarella dan Alessandro Matri.
Matri kesulitan menerima umpan karena kalah duel dengan bek tengah Bayern, Daniel van Buyten dan Dante. Sementara Quagliarella kurang efektif saat membantu lini tengah.
Conte mungkin tidak ingin berspekulasi dengan memasang Mirko Vucinic yang baru pulih dari cedera. Namun, bomber mungil Sebastian Giovinco merupakan pasangan tradisional Matri ataupun Quagliarella.
Conte menurunkan Giovinco dan Vucinic setelah tertinggal 0-2. Duet ini lebih cerdas dalam penempatan posisi, menyuntikkan kecepatan dan mampu memanfaatkan lebar lapangan.
”Saya meminta maaf. Saya melakukan begitu banyak kesalahan, tetapi kami masih memiliki laga kedua. Kami akan menganalisis kekalahan ini dan menarik beberapa kesimpulan,” ujar Pirlo.
Sayap serang Bayern Arjen
”Kami telah diperingatkan. Semua orang kecewa dan marah dengan hasil di kandang saat itu, tetapi itu pelajaran bagus bagi kami,” ujar Robben.(Reuters/AFP/The Guardian/ANG)