Proses verifikasi, lanjut Joko, harus dilakukan agar validitas klub-klub yang berkompetisi bisa dilindungi. Sebab, selama ini beberapa klub menderita dari sisi keuangan. Klub-klub itu kesulitan membayar gaji pemain dan pelatih.
Tunggakan gaji pemain menjadi isu utama di klub-klub profesional di Indonesia. Sejumlah klub yang tidak mampu menggaet sponsor dan tidak lagi menerima Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sejak 2011 kesulitan membayar gaji pemain. Sejumlah klub pun memotong besaran gaji supaya bisa terus mengikuti kompetisi.
Berdasarkan data yang dilaporkan ke Badan Olahraga Profesional Indonesia pada Januari, total tunggakan klub-klub di bawah PT Liga Indonesia musim lalu Rp 38,9 miliar.
Laporan bernomor 01257 tertanggal 14 Januari 2013 itu menyebutkan tujuh klub yang menunggak gaji pemain, yaitu PSPS Pekanbaru, Persela Lamongan, Persiwa Wamena, Persidafon Dafonsoro, PSAP Sigli, Deltras Sidoarjo, dan PSMS Medan.
Anggota Komisi X DPR, Dedi Gumelar, menegaskan, harus ada audit manajemen dan finansial klub. Klub harus bonafide dan mampu membiayai kebutuhan kompetisi.
Dedi menegaskan, klub harus dipastikan memiliki deposito yang cukup untuk membiayai kompetisi. Aspek finansial ini mutlak untuk menuju kompetisi profesional.