SURABAYA, KOMPAS.com - Andi Darussalam Tabusalla yang mendatangkan Miroslav Janu ke Indonesia mengungkapkan, ia pernah berharap pelatih asal Republik Ceko itu menangani timnas Indonesia. Ternyata, Janu juga punya cita-cita yang sama. Sayang, sebelum terwujud, ia sudah mengembuskan napas terakhir.
Jenazah Pelatih Persebaya Surabaya Divisi Utama, Miroslav Janu, yang meninggal dunia akibat serangan jantung pada Kamis (24/1/2013) siang, rencananya akan dikremasi di Surabaya atas permintaan pihak keluarganya di Republik Ceko.
"Saya dapat info dari Pak Bambang (Manajer Persebaya Surabaya Divisi Utama Bambang Pramukantoro) yang sudah menghubungi pihak keluarga Janu, bahwa mereka meminta jenazahnya dikremasi," kata mantan Direktur PT Liga Indonesia yang juga orang dekat Miroslav Janu, Andi Darussalam Tabusalla, di Surabaya, Kamis (24/1/2013) malam. Namun, belum dijelaskan kapan kremasi dilaksanakan.
Ditemui wartawan di rumah persemayaman Adi Jasa Surabaya, Andi Darussalam mengatakan, pihaknya juga sudah menawari keluarga Miroslav Janu di Republik Ceko untuk datang ke Surabaya.
"Saya masih menunggu kabar lanjutan dari keluarganya. Kalau mereka bersedia datang ke Surabaya, saya segera kirimkan tiket (pesawat) dan siapkan akomodasinya," tambah mantan manajer timnas Indonesia itu.
Sebagai orang yang mendatangkan Miroslav Janu ke Indonesia pada 2003, Andi Darussalam mengaku sangat kehilangan sosok pelatih yang memiliki karakter cukup kuat, tegas, dan disiplin serta pintar dalam membangun sebuah tim.
"Cukup lama saya tidak bertemu dengan dia. Terakhir sebelum melatih Persebaya pada Oktober 2012, dia saya undang ke Makassar. Saat Natal tahun lalu, saya juga kirim SMS ke dia," katanya.
Menurut Andi Darussalam, mantan pelatih Arema Indonesia dan Persela Lamongan itu bukan sekadar seorang sahabat, tetapi juga teman yang enak untuk diajak diskusi dan berdebat soal dunia sepak bola.
"Saya pernah punya harapan suatu saat nanti Janu bisa melatih timnas Indonesia dan ternyata dia juga punya cita-cita ke sana. Tapi, cita-cita itu tidak kesampaian," tambahnya. (ANT)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.