Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Muatan Politik di Balik Sepak Bola Negeri Ini

Kompas.com - 20/01/2013, 18:51 WIB

KOMPAS.com -- Sudah belasan tahun Bambang Pamungkas mengarungi kancah sepak bola di Tanah Air. Sepanjang itu pula, ia kenyang pengalaman dan sedikit-banyak memahami soal bagaimana sepak bola negeri ini dikelola. Ia sampai pada kesimpulan: sepak bola di Indonesia tidak melulu soal permainan di lapangan.

Ia juga mengkritik sebagian orang yang tidak murni dalam mengurus sepak bola. Orang-orang itu menyimpan kepentingan dan muatan tertentu, termasuk kepentingan politik. Namun, Bepe memiliki sikap tegas dalam persoalan-persoalan yang menjadi polemik panas belakangan ini, terkait tim nasional misalnya, seperti yang dijelaskannya dalam lanjutan wawancara berikut ini:

Dari pengalaman Anda menjadi pemain, apakah Anda merasakan betul, sepak bola menjadi barang mainan politik dan kepentingan kelompok bisnis tertentu?

Jujur saya katakan bahwa saya lebih nyaman bermain sepak bola 15 tahun yang lalu, ketika saya masih yunior, ketika apa yang ada di kepala saya hanya bermain, bermain, dan bermain.

Dengan berjalannya waktu, saya semakin banyak tahu tentang bagaimana sepak bola dijalankan, bagaimana regulasi yang dijalankan, bagaimana kinerja yang mengurus sepak bola. Di situ saya jadi kehilangan respek. Tidak semua pengurus sepak bola Indonesia pure peduli mengurus sepak bola Indonesia.

Saya tidak bisa menutup mata soal itu. Saya katakan, tidak semua memang. Tapi, ada orang-orang yang tidak pure dalam mengurus sepak bola.

Termasuk ada kepentingan politik maksudnya?

Seperti itu tentunya. Di negara lain, mungkin juga seperti itu, tetapi tidak mencampuri esensi dari sepak bola itu sendiri. Di Indonesia, esensi itu sudah hilang. Seperti saya katakan tadi, sepak bola dimainkan untuk menjalin persaudaraan, persahabatan, persatuan. Maka di sana ada rasa saling menghargai. Nah, esensi saling menghargai itu yang hilang di Indonesia karena tidak ada saling menghargai di situ.

Di negeri ini sepak bola sudah tidak lagi menjadi olahraga masyarakat. Sepak bola sudah menjadi olahraga para elite pengurus, yang mengatasnamakan rasa cinta terhadap sepak bola sebagai topeng, di balik segala hal bermuatan politik di belakangnya. Mereka tidak lagi memikirkan akibat yang akan diterima oleh para pelaku di lapangan dan juga masyarakat yang benar-benar mencintai olahraga paling populer di dunia ini.

Terkait dualisme timnas, ada dua keputusan berbeda yang Anda buat: sempat tidak bergabung, lalu bergabung. Bisa Anda jelaskan?

Ini hal yang tidak dipahami masyarakat dan saya tidak ingin menjelaskan satu per satu. Ketika saya bergabung melawan Valencia, orang pikir, saya berubah. Sebenarnya tidak. Ketika itu, sudah dibentuk joint committee. Dalam rapat joint committee disebutkan bahwa kompetisi ISL maupun IPL berada di bawah PSSI. Artinya, ISL sudah di bawah PSSI. Oleh karena itulah, saya dan teman-teman bergabung tim nasional.

Akan tetapi, pada akhirnya KPSI masih keberatan dan akan menghukum pemain yang bergabung tim nasional. Saat itu ada kalimat yang menyatakan, kalau mereka (pemain) tidak kembali, mereka (KPSI) akan membentuk tim nasional KPSI. Oleh karena itulah, kami berlima (dengan pemain-pemain lain yang sempat bergabung timnas) berpikir demi kebaikan bersama, supaya tidak ada dua tim nasional, maka kita keluar dari tim nasional.

Tetapi, pada kenyataannya tim nasional KPSI dibentuk juga. Di situ saya berpikir, saya tidak ingin bergabung ke sana. Karena, saya mempunyai dasar-dasar surat dari AFC maupun FIFA dan juga FIFPro yang menyatakan bahwa KPSI tidak berhak membentuk sebuah tim nasional. Pada saat itu saya berpikir, ketika saya tidak boleh melakukan yang benar, jangan paksa saya melakukan hal yang salah.

Oleh karena itu, saya mengimbau pada teman-teman di Indonesia untuk berhenti dari kedua belah pihak. Tujuan saya waktu adalah, mengharapkan kedua kubu untuk duduk bersama untuk menyatukan visi mereka soal tim nasional sehingga tim nasional jadi satu dan itu benar-benar merepresentasikan sepak bola Indonesia.

Tapi, pada akhirnya tidak juga terjadi. Kebetulan di rapat berikutnya, yang saya tidak tahu rapat joint committee berikutnya pada tanggal berapa, disepakatilah bahwa tim nasional hanya satu di bawah PSSI. Joint committee mengharmonisasi pemanggilan pemain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

    Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

    Liga Italia
    Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

    Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

    Timnas Indonesia
    Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

    Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

    Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

    Timnas Indonesia
    Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

    Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

    Timnas Indonesia
    Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

    Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

    Timnas Indonesia
    Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

    Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

    Liga Champions
    Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

    Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

    Badminton
    Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

    Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

    Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

    Liga Indonesia
    Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

    Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

    Liga Champions
    Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

    Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

    Timnas Indonesia
    Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

    Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

    Timnas Indonesia
    Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

    Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

    Sports
    Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

    Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

    Liga Lain
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com