Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2012, 17:16 WIB

KOMPAS.com - Hingga saat ini sebagian masyarakat bahkan sebagian klinisi yang masih meyakini bahwa pengobatan diare pada anak tidak akan mantap bila tidak disertai antibiotika. Secara umum, penatalaksanaan diare akut bukan dengan pemberian antibiotika atau obat lainnya. Tetapi ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional. Diare pada anak masih merupakan problem kesehatan dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai.

Pada kelompok usia 1 - 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak. Diare pada anak masih merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, oleh karena efektif, efisien dan biaya yang memadai. Terapi rasional adalah terapi yang: tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping obat.

Penyebab diare

Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Banyak dampak yang dapat terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.

Seperti yang telah disebutkan di atas, banyak hal yang dapat menyebabkan diare. Bila bayi maupun anak anda diare, bisa saja dikarenakan adanya parasit, infeksi bakteri maupun virus, antibiotik, atau makanan.

-   Infeksi virus. Virus yang paling banyak menimbulkan diare adalah rotavirus. Menurut WHO, rotavirus turut berkontribusi sebesar 15-25% diare pada anak usia 6-24 bulan.

-   Infeksi bakteri. Sangat jarang biasanya disebakan karena bakteri seperti Shigella, Vibrio cholera, Salmonella (non thypoid), Campylobacter jejuni maupun Escherichia coli bisa saja merupakan penyebab diare pada buah hati anda. Anak anda kemungkinan mengalami diare akibat infeksi bakteri jika diare yang dialaminya sangat hebat, diikuti dengan kejang, terdapat darah di tinjanya, serta demam.

-
   Parasit. Infeksi akibat parasit meski sangat jarang juga dapat menyebabkan diare. Penyakit giardiasis misalnya. Penyakit ini disebabkan parasit mikroskopik yang hidup dalam usus. Gejala giardiasis diantaranya adalah banyak gas, tinja yang sangat banyak dan berbau busuk, perut kembung, serta diare.   

- Antibiotik. 
Jika anak atau bayi anda mengalami diare selama pemakaian antibiotik, mungkin hal ini berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik bisa saja membunuh bakteri baik dalam usus selama pengobatan. Konsultasikan pada dokter mengenai hal ini. Namun, jangan hentikan pengobatan pada anak anda sampai dokter memberikan persetujuan.

-
Makanan dan Minuman. Terlalu banyak jus (terutama jus buah yang mengandung sorbitol dan kandungan fruksosa yang tinggi) atau terlalu banyak minuman manis dapat membuat perut bayi "kaget" dan menyebabkan diare.

-  Alergi Makanan.  Alergi makanan merupakan reaksi sistem imun tubuh terhadap makanan yang masuk. Alergi makanan pada bayi biasa terjadi pada bayi yang mulai mengenal makanan pendamping ASI. Protein susu merupakan alergen (penyebab alergi) yang paling umum dijumpai pada bayi. Selain protein susu, alergen yang umum dijumpai adalah telur, kedelai, gandum, kacang, ikan, dan kerang-kerangan. Konsultasikan pada dokter jika anda mencurigai ananda memiliki alergi makanan. Alergi makanan dapat menyebabkan berbagai reaksi (salah satunya adalah diare) dalam waktu singkat maupun setelah beberapa jam.

-    Intoleransi Makanan
. Berbeda dengan alergi makanan, intoleransi makanan tidak dipengaruhi oleh sistem imun. Contoh intoleransi makanan adalah intoleransi laktosa (sangat jarang ditemukan pada bayi). Bayi yang mengalami intoleransi laktosa, artinya bayi tersebut tidak cukup memproduksi laktase, suatu enzim yang dibutuhkan untuk mencerna laktosa (yaitu gula dalam susu sapi dan produk susu lainnya). Gejala seperti diare, perut kembung, dan banyak gas bisa terjadi bila laktosa tidak terurai. Gejala biasanya muncul sekitar satu atau dua jam setelah mengkonsumsi produk susu.

Penanganan Rekomendasi dari WHO dan Unicef sebagai tatalaksana diare, yaitu:

-   Penggunaan oralit formula baru (osmolaritas rendah) dan cairan rumah tangga
-   Lanjutkan pemberian ASI
-   Lanjutkan pemberian makanan
-   Penggunaan antibiotika yang selektif
-   Pemberian suplementasi Zinc selama 10 - 14 hari

Tak Perlu Antibiotika

Sebagian besar kasus diare tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika oleh karena pada umumnya sembuh sendiri (self limiting). Antibiotika hanya diperlukan pada sebagian kecil penderita diare misalnya kholera, shigella, karena penyebab terbesar dari diare pada anak adalah virus (Rotavirus).

Kecuali pada bayi berusia di bawah 2 bulan karena potensi terjadinya sepsis oleh karena bakteri mudah mengadakan translokasi kedalam sirkulasi, atau pada anak/bayi yang menunjukkan secara klinis gejala yang berat serta berulang atau yang menunjukkan gejala diare dengan darah dan lendir yang jelas atau gejala sepsi.

Zinc atau disebut juga dengan Seng merupakan mikronutrien esensial, artinya walaupun dibutuhkan dalam jumlah yang kecil tetapi sangat penting artinya dalam mempertahankan fungsi normal tubuh. Zinc berperan di dalam sintesa Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan protein. Maka bila terjadi defisiensi Zinc dapat menghambat pembelahan sel, pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Zinc umumnya ada di dalam otak, dimana zinc mengikat protein. Kekurangan zinc akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi. Peranan penting Zinc dalam tubuh manusia dan berbagai penelitian yang menunjukkan Zinc dapat digunakan sebagai tatalaksana diare. Maka pemberian Zinc telah mendapatkan rekomendasi dari WHO dan UNICEF.

Probiotik.Probiotik (Lactic acid bacteria) merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik di dalam lumen saluran cerna sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor dalam sel epitel usus, sehingga tidak terdapat tempat lagi untuk bakteri patogen untuk melekatkan diri pada sel epitel usus sehingga kolonisasi bakteri patogen tidak terjadi. Dengan mencermati fenomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai sebagai cara untuk pencegahan dan pengobatan diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional rasional (antibiotic associated diarrhea).

Mikroekologi mikrobiota yang rusak oleh karena pemakaian antibotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory IgA (SIgA).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Liga Champions
Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Timnas Indonesia
Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Sports
Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Liga Lain
RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

RCTI Premium Sports, Diikuti Persija-PSIS dan 2 Klub Malaysia

Sports
Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Dampak Penyiraman Air Keras kepada Pemain Timnas Malaysia Faisal Halim

Internasional
Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Madrid Vs Bayern, Alasan Los Blancos Tunda Pesta Juara Liga Spanyol

Liga Champions
Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Suara Prihatin soal Insiden Air Keras terhadap Striker Malaysia Faisal Halim

Internasional
Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Jadwal Timnas Indonesia Vs Korea Selatan di Piala Asia U17 Putri 2024

Timnas Indonesia
Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas U17 Putri Indonesia Vs Korea Selatan: Garuda Pertiwi Matangkan Komunikasi

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com