KOMPAS.com — Tim ”Garuda Muda” U-14 pulang ke Tanah Air dari festival sepak bola usia muda Gothia Cup di Gothenburg, Swedia, dengan senyum puas. Walau kandas di semifinal, perjuangan tim Indonesia terekam dalam data statistik: 9 kali main, menang 8 kali, kalah sekali, 40 gol tercipta, dan hanya kebobolan 4 gol.
Di kategori U-14 putra Gothia Cup, Indonesia menurunkan tim Sekolah Sepak Bola (SSB) Kabomania SKF Indonesia. Tim bermateri 18 pemain itu merupakan hasil seleksi SSB peserta Liga Kompas Gramedia (LKG) U-14 musim 2012. Setiap hari Minggu selama delapan bulan, LKG U-14 musim 2012 digelar di Stadion Ciracas, Jakarta Timur. Dari kompetisi itu, tim pencari bakat LKG U-14 menyeleksi pemain yang layak ke Swedia.
Tantangan menuju Gothia Cup tak hanya seputar bagaimana mereka tampil baik selama LKG U-14, tetapi juga perjuangan tak kenal lelah menuju Gothenburg, yang sejauh 11.000 kilometer dari Jakarta, dengan waktu tempuh 15 jam.
Setibanya di Gothenburg, Sabtu (14/7/2012), tidak banyak waktu untuk istirahat. Setelah menaruh barang di gedung sekolah yang dijadikan ”hotel”, pemain langsung berlatih. Hadangan pertama yang harus diatasi bukanlah tim lawan, tetapi suhu musim panas di Swedia yang hanya 12-17 derajat celsius. Suhu yang sangat dingin bagi pemain-pemain kita.
Toh, soal suhu terbukti bukan halangan. Tekad untuk mengukir prestasi lebih baik dari 2011 menjadi penyemangat. ”Target kami tahun ini lebih baik daripada tahun lalu di Gothia Cup,” kata kapten tim Dodi Alfayed. Tahun lalu, tim U-14 Indonesia yang juga hasil seleksi LKG U-14 terhenti di 16 besar.
Festival Gothia Cup 2012 untuk kategori U-14 putra sangat ketat karena diikuti 204 tim yang dibagi dalam 51 grup. Saking banyaknya peserta, laga yang harus dijalani begitu panjang dengan jadwal yang ketat.
Setelah tampil di babak grup sebanyak tiga kali laga, dua tim terbaik dari setiap grup berlaga di babak 128 besar. Mulai babak itulah tim masuk sistem gugur. Kalah, maka tersisih. Rata-rata setiap tim bertanding dua kali sehari, bahkan bisa tiga kali.
”Garuda Muda” tidak kesulitan di grup karena kualitas lawan masih jauh di bawah. SSB Kabomania SKF Indonesia melibas IF Vaster (Swedia) 8-0, Turun Pallokerho 1 (Finlandia) 10-0, dan IFK Aspudden Tellus 1 (Swedia) 3-0. Indonesia melumat Elite South East (Inggris) 5-0 di 128 besar, di babak 64 besar menggilas Pol Sirtorese (Italia) 6-0, babak 32 besar menggebuk Marin FC (AS) 4-0, babak 16 besar memukul tim tuan rumah IF Goteborg (Swedia) 2-0.
Di babak perempat final, laga mulai alot dengan skor bertahan sama kuat 1-1 dengan FH 1 (Eslandia) hingga waktu normal usai. Namun, kisah tim Kabomania SKF Indonesia masih berlanjut setelah mereka unggul 4-3 lewat adu penalti.
Namun, mereka tak kuasa menahan gempuran Chivas Guadalajara (Meksiko), lawan di semifinal. Indonesia kalah 0-3, sekaligus menjadi kekalahan pertama mereka di festival ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.