SURABAYA, KOMPAS.com - Kalangan suporter fanatik Persebaya Surabaya, Bonek, mengecam tindakan arogansi polisi dalam mengamankan pertandingan Persebaya vs Persija dalam laga lanjutan LPI, Minggu (3/6/2012) sore di Stadion Gelora Sepuluh Nopember Surabaya.
Di akhir pertandingan itu, terjadi kericuhan sehingga polisi menembakkan gas air mata. Seorang bonek tewas, dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
"Tindakan polisi yang menembakkan gas air mata ke arah tribun suporter sangat berlebihan. Padahal kondisi tidak begitu genting," kata salah seorang koordinator Suporter, Okto Tyson, Senin (4/6/2012).
Menurutnya, suporter yang turun ke lapangan beberapa saat sebelum pertandingan berakhir itu adalah kejadian biasa di setiap pertandingan. Sebagian suporter akan mengambil spanduk yang dijajar di bawah tribun.
"Lalu apa alasan polisi menembakkan gas air mata. Apalagi tembakkan itu diarahkan ke tribun penonton ekonomi," ujarnya usai menghadiri pemakaman korban tewas bonek, Purwo Adi, di Pemakaman Asem Jajar, Surabaya.
Koordinator Bonek dari Yayasan Suporter Surabaya (YSS) ini mengaku belum dapat membeberkan kronologi kejadian karena saat itu dia berada jauh dari lokasi kejadian.
Namun, pihaknya dibantu elemen bonek lainnya akan mengumpulkan barang bukti foto maupun saksi mata untuk membuat laporan ke polisi dan meminta pertanggungjawaban polisi dan mendesak Polrestabes Surabaya mengevaluasi prosedur pengamanan pertandingan.
Dalam kericuhan kemarin, salah satu unit mobil patroli polisi sempat menjadi sasaran amuk bonek.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Tri Maryanto juga sempat berkomentar akan membekukan izin pertandingan kandang Persebaya sampai waktu yang tidak ditentukan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.