Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertaruhan Gengsi dan Sejarah di Fussball Arena (1)

Kompas.com - 19/05/2012, 15:41 WIB

KOMPAS.com — Temaram cahaya ratusan ribu bola lampu Fussball Arena akan menyinari kota Muenchen, Sabtu (19/5/2012) malam. Di dalam kemegahan stadion berukuran total 7.992 meter persegi dengan kapasitas 66.000 penonton itu, 22 orang dengan gigih unjuk kekuatan. Bagi mereka, tidak ada kata selain terus berjuang untuk satu tujuan, membuat sejarah baru.

Ya, di stadion yang terletak di jantung kota berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa itu akan digelar perhelatan akbar final Liga Champions antara Bayern Muenchen dan Chelsea. Kedua klub dipastikan akan bertarung mati-matian untuk menorehkan namanya dalam sejarah kompetisi tertinggi Eropa tersebut.

Bagi Muenchen, laga kali ini adalah kesempatan untuk membayar tuntas performa buruknya di kompetisi Bundesliga musim ini. Dua kali dipecundangi Borrussia Dortmund dan hanya harus puas duduk di peringkat kedua Bundesliga dan kalah 2-5 di DFB Polka, tentu menjadi lecutan keras untuk mereka. Jika sukses, publik Muenchen tentu dapat menghapus kecewa dengan rasa bangga.

Harapan Chelsea tak kalah istimewa. Bagaimana tidak, rasanya satu-satunya yang pantas mengimbangi gelontoran ratusan juta poundsterling untuk belanja pemain adalah gelar juara dalam liga terelite di Eropa ini. Belum lagi, partai ini adalah satu-satunya kesempatan "The Blues" untuk dapat kembali tampil di Liga Champions musim depan, setelah hanya harus puas duduk di peringkat enam klasemen akhir Premier League musim ini.

Selain itu, kedua klub akan membawa nama besar masing-masing negara untuk berjaya di kancah tertinggi Eropa. Tak ayal, laga kali ini bukan lagi soal gengsi menang atau kalah, melainkan urusan rivalitas sejarah kedua negara yang sudah puluhan dekade tercipta.

Rivalitas

Jika menelisik sejarah panjang rivalitas negara kedua klub itu memang tidak hanya terjadi dalam urusan sepak bola. Politik Lebensraum (perluasan ruang hidup) yang dijadikan acuan Jerman untuk memicu Perang Dunia II membuat Inggris dengan lantang menyatakan perang. Jerman kuat, tetapi Inggris lebih hebat. Infanteri Jerman memang berhasil menduduki beberapa daratan Eropa. Akan tetapi, jika urusan perang udara, Inggris Raya dapat membusungkan dada.

Kapal perang Jerman Tirpitz di bawah pimpinan Nazi Adolf Hitler pernah merasakan kehebatan angkatan udara Inggris, Royal Air Force (RAF), pada sejumlah operasi udara pada PD II.  Hingga akhir perang itu berkecamuk pada 1945, puluhan pabrik dan rumah di seluruh Reich pun menjadi bulan-bulanan oleh angkatan udara Britania Raya. Jerman pun takluk dan akhirnya menyerah.

Walhasil, itu menjadi kenangan pahit tersendiri bagi Jerman. Dendam kesumat kemudian merambah dalam urusan sepak bola. Lihat saja, perseteruan timnas Jerman dan Inggris dalam sejumlah kompetisi internasional. Bahkan, salah satu legenda "The Three Lions", Gary Lineker pernah mengungkapkan kekesalannya terhadap dominasi "Der Panzer" atas negaranya.

"Sepak bola adalah permainan untuk 22 orang, di mana mereka berlari, bermain bola, dan satu wasit yang beberapa kali membuat kesalahan. Akan tetapi, pada akhirnya, Jerman selalu menang," ungkap Lineker ketika Inggris dikalahkan Jerman dalam adu penalti pada Piala Eropa 1996.

Akan tetapi, sedikit fakta itu dalam urusan negara. Di level klub sepak bola, Inggris boleh kembali tertawa bangga. Sejarah Liga Champions terdapat enam final yang mempertemukan klub dua negara tersebut. Hasilnya, Jerman hanya mampu menang sekali saat Muenchen mengalahkan Leeds United pada 1975. Sisanya, Monchengladbach harus mengakui keunggulan Liverpool 0-2 (1977), Hamburg SV 0-1 Nottingham Forest (1980), Muenchen 0-1 Aston Villa (1982), Muenchen 1-2 Manchester United (1999).


.... bersambung ke Pertaruhan Gengsi dan Sejarah di Fussball Arena (2)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Si Jalak Harupat Masih Harus Gunakan VAR Mobile, Belum Bisa Permanen

    Si Jalak Harupat Masih Harus Gunakan VAR Mobile, Belum Bisa Permanen

    Liga Indonesia
    Arne Slot Pastikan Jadi Pengganti Juergen Klopp di Liverpool

    Arne Slot Pastikan Jadi Pengganti Juergen Klopp di Liverpool

    Liga Inggris
    Phil Foden Terpilih Jadi Pemain Terbaik Premier League 2023-2024

    Phil Foden Terpilih Jadi Pemain Terbaik Premier League 2023-2024

    Liga Inggris
    Tiga Fakta Persib Bandung Vs Bali United: Rekor Bagus Serdadu Tridatu

    Tiga Fakta Persib Bandung Vs Bali United: Rekor Bagus Serdadu Tridatu

    Liga Indonesia
    Serbet Kontrak Pertama Lionel Messi di Barcelona Terjual Rp 15,4 Miliar

    Serbet Kontrak Pertama Lionel Messi di Barcelona Terjual Rp 15,4 Miliar

    Liga Spanyol
    Detail Kontrak Thaigo Motta Bersama Juventus

    Detail Kontrak Thaigo Motta Bersama Juventus

    Liga Italia
    Kompetisi Esport Honor Of Kings Invitational Season 2 SEA Qualifier Segera Dimulai, Tim Indonesia Bersiap

    Kompetisi Esport Honor Of Kings Invitational Season 2 SEA Qualifier Segera Dimulai, Tim Indonesia Bersiap

    Sports
    Legenda MU Ryan Giggs Beri Nasihat kepada Pemain Muda di Indonesia

    Legenda MU Ryan Giggs Beri Nasihat kepada Pemain Muda di Indonesia

    Internasional
    Link Live Streaming Persib Vs Bali United, Kickoff 19.00 WIB

    Link Live Streaming Persib Vs Bali United, Kickoff 19.00 WIB

    Liga Indonesia
    Ryan Giggs Sapa Fan Man United di Indonesia, Sebut Bakso dan Sate

    Ryan Giggs Sapa Fan Man United di Indonesia, Sebut Bakso dan Sate

    Internasional
    PUBG Mobile dan SSC North America Berkolaborasi, Hadirkan Mobil Sport Tercepat Dunia

    PUBG Mobile dan SSC North America Berkolaborasi, Hadirkan Mobil Sport Tercepat Dunia

    Sports
    Hasil Thailand Open 2024, Rinov/Pitha Harus Puas Sampai Semifinal

    Hasil Thailand Open 2024, Rinov/Pitha Harus Puas Sampai Semifinal

    Sports
    Tiga Alasan Persib Bisa ke Final Championship Series dan Akhiri Tren Lawan Bali United

    Tiga Alasan Persib Bisa ke Final Championship Series dan Akhiri Tren Lawan Bali United

    Liga Indonesia
    Allegri Dipecat Juventus, Terima Kasih dari Pria Perancis dan Anak Legenda Milan

    Allegri Dipecat Juventus, Terima Kasih dari Pria Perancis dan Anak Legenda Milan

    Liga Italia
    Borneo FC Siap Balas Dendam demi Kawinkan Gelar Liga 1 2023-2024

    Borneo FC Siap Balas Dendam demi Kawinkan Gelar Liga 1 2023-2024

    Liga Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com