Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Roberto Di Matteo

Kompas.com - 26/04/2012, 10:37 WIB

Oleh Anton Sanjoyo

Raut wajahnya mirip komedian kita, Da’an Aria, apalagi jika sedang tersenyum. Air mukanya yang cenderung datar juga tak menarik menjadi bahan gosip media Inggris. Sewaktu ditunjuk menjadi manajer sementara Chelsea, Maret 2012, seusai pemecatan Andre Villas-Boas, profilnya nyaris tak dibahas media. Bagi banyak orang, Roberto Di Matteo hanyalah manajer numpang lewat yang bakal ditendang begitu saja oleh sang pemilik, Roman Abramovich, seperti enam manajer yang sudah-sudah.

Hari-hari awalnya setelah naik pangkat dari asisten Villas-Boas juga tak menyenangkan. Kapten John Terry yang pernah bermain bersama dengan kostum ”The Blues” bertingkah lebih manajer ketimbang dirinya. Pada sebuah laga, Terry secara demonstratif memperlihatkan bahwa dialah ”sang bos”. Saat Di Matteo memberikan arahan, Terry menyuruhnya tutup mulut. ”Shut up!” ujar Terry sambil menaruh telunjuk di bibirnya. Di Matteo hanya terdiam dan berbalik badan.

Terry adalah aktor penting di balik pemecatan Villas-Boas. Dialah yang memimpin rekan-rekannya, terutama Frank Lampard dan Didier Drogba, untuk ”menendang” manajer termuda dalam sejarah Liga Primer itu.

Gelagat bakal senasib dengan Villas-Boas langsung tercium media, tetapi Di Matteo memilih bungkam. Dia tak sepatah kata pun bicara mengenai kondisi kamar ganti Stamford Bridge. Bahkan, setelah serangkaian kemenangan di Piala FA serta Liga Champions, pria kelahiran Swiss, 41 tahun lalu, itu tetap memberi hati kepada Terry. Menjelang laga melawan Napoli, Di Matteo lebih banyak diam dan memberikan hampir semua waktu kepada sang skipper untuk menjawab pertanyaan pers.

Tak banyak cakap, Di Matteo yang disepelekan justru membawa Chelsea ke final kompetisi Eropa paling elite, Liga Champions. Tak tanggung-tanggung, pasukannya yang pincang menyingkirkan favorit, juara bertahan, serta klub paling memesona saat ini, Barcelona. Manajer yang dipecat West Bromwich Albion dan ditolak mentah-mentah oleh Birmingham City itu juga membawa ”Si Biru” ke final Piala FA meski masih tercecer di posisi keenam klasemen Liga Primer.

Meski cenderung terlihat lembek, Di Matteo menerapkan strategi dengan tangan besi. Di perempat final, Chelsea menyingkirkan jagoan Portugal, Benfica, termasuk kemenangan 1-0 di Estadio da Luz. Pada laga di Lisabon, Di Matteo membangkucadangkan Drogba, Lampard, dan Michael Essien serta memberi lagi peran kepada Salomon Kalou dan striker yang secara psikologis tertekan, Fernando Torres.

Taktik yang semula dikritik karena terlalu besar mengambil risiko terbukti ampuh, terutama dalam kasus Torres yang mulai menemukan kembali irama terbaiknya di tangan Di Matteo.

Saat melaju ke semifinal Liga Champions, hampir tak ada yang menghitung peluang Chelsea. Bahkan, tersiar rumor, ada skenario menjadikan laga puncak di Allianz Arena Muenchen sebagai "El Clasico" jilid kesekian, Real Madrid versus Barcelona.

Di Matteo bergeming dan dia menerapkan taktik gerendel untuk membungkam ”El Barca” 1-0 di Stamford Bridge. Seusai kemenangan di putaran pertama ini, taktik Di Matteo habis diganyang kritik. Meniru taktik Jose Mourinho saat membawa Inter Milan juara, Di Matteo benar-benar menerapkan gaya bertahan kunci gerendel, catenaccio, khas Italia dengan delapan pemain yang membentuk formasi persegi panjang di zona 16 meter.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

    Kata David Beckham Usai Klopp Pergi dari Liverpool: Luar Biasa...

    Liga Inggris
    Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

    Daftar 34 Pemain Timnas Putri Indonesia untuk Lawan Singapura

    Timnas Indonesia
    Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

    Piala AFF 2024, Pelatih Vietnam Sebut Indonesia Kuat, Yakin Menang dan Juara

    Timnas Indonesia
    Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

    Respons Media Vietnam Usai Segrup dengan Indonesia di Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

    Saat Shin Tae-yong Pilih Tak Hadir di Drawing Piala AFF 2024

    Timnas Indonesia
    Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

    Hasil Drawing ASEAN Cup 2024, Timnas Indonesia Segrup dengan Vietnam

    Timnas Indonesia
    Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

    Calvin Verdonk dan Jens Raven Diperkirakan Bisa Bermain di Kualifikasi Piala Dunia

    Timnas Indonesia
    Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

    Brighton Dekati Kieran McKenna untuk Gantikan De Zerbi

    Liga Inggris
    Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

    Mohamed Salah Beri Sinyal Bertahan di Liverpool, Masih Haus Trofi

    Liga Inggris
    Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

    Kunci Sukses Penerapan VAR di Indonesia Ternyata karena Komunikasi Intens dengan FIFA

    Liga Indonesia
    Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

    Como 1907, Sentuhan Indonesia dalam Wajah Internasional Serie A

    Liga Italia
    Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

    Link Live Streaming Drawing Piala AFF 2024, Mulai 14.00 WIB

    Timnas Indonesia
    Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

    Arne Slot Belajar dari Guardiola, Bisa Hibur Liverpool seperti Klopp

    Liga Inggris
    Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

    Juventus Tahan Bologna, Makna Pelukan Montero dan Thiago Motta

    Liga Italia
    Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

    Marc Klok Kecewa Tak Masuk Timnas Indonesia, Hormati Shin Tae-yong

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com