Hasil awal yang diumumkan hari Minggu (4/12) itu memang baru indikasi awal bagaimana bakal keseluruhan wajah parlemen Mesir nanti. Masih akan digelar lagi dua babak pemilu di 18 provinsi lain dari keseluruhan 27 provinsi di Mesir pada bulan mendatang.
Hari Senin dan Selasa ini juga digelar pemilu ulang (run-off) untuk menentukan hampir semua kursi yang dialokasikan bagi individu di babak pertama.
Namun, cengkeraman partai-partai islami di parlemen sudah mulai tampak sehingga membuat kalangan partai liberal Mesir khawatir dan merasa ”revolusi mereka telah dibajak”.
Komisi Tinggi Pemilihan Umum Mesir mengumumkan, partai fundamentalis Islam, Ikhwanul Muslimin, dengan Partai Keadilan-nya telah meraih 36,6 persen suara dari 9,7 juta kertas suara untuk partai-partai. Sementara partai garis keras, Partai Nour, meraih 24,4 persen.
Sejak kejatuhan Mubarak oleh gerakan massa, kelompok liberal yang memotori revolusi serta kelompok islami terlibat ”pertarungan” dalam penyusunan Konstitusi Baru Mesir. Parlemen baru hasil dari pemilu nanti akan bertugas, secara teori, untuk memilih 100 anggota panel yang akan menyusun draf Konstitusi Baru.
Di samping ketegangan di atas, dewan militer yang mengambil alih kekuasaan setelah jatuhnya Mubarak sudah mengusulkan bahwa pihaknya akan memilih 80 dari 100 anggota panel. Dewan militer mengatakan, parlemen tak akan memiliki hak suara untuk membentuk pemerintahan baru.
”Pertarungan sebenarnya terjadi pada jiwa negeri Mesir,” ungkap Nabil Abdel-Fattah, periset senior dari lembaga studi politik yang disponsori pemerintah, Al-Ahram Center for Political and Strategic Studies. Ia menuturkan, parlemen baru Mesir nanti akan merupakan tampilan ”transisi” dari bentuk ”pemerintahan Islam yang sangat konservatif”.
Meski tak memiliki pengalaman dalam pemerintahan, Ikhwanul Muslimin terbukti paling terorganisasi serta merupakan kekuatan politik paling kohesif dalam pemilu Mesir yang pertama sejak kejatuhan Mubarak ini. Belum bisa ditebak bagaimana arah kebijakannya apabila nanti Ikhwanul Muslimin berkuasa.
Pemilu yang dimulai 28 November lalu itu mencampur pemilihan individual dan partai. Hasil hari Minggu hanya mencerminkan perolehan partai, kurang dari sepertiga jumlah total 498 kursi di parlemen.
Partai liberal, Wafd, hanya mendapatkan 7,1 persen, sementara partai moderat Islam, Wasat (Partai Tengah), hanya memperoleh 4,3 persen.