JAKARTA, KOMPAS -
Pelatih kepala timnas sepak takraw, HU Amiruddin, Senin (10/10), mengatakan, tiga kompetisi sebelumnya bisa menjadi tolok ukur kemampuan timnas, yakni Piala dunia, Super Series Asia, dan Piala Raja. Pada Piala Dunia di Kuala Lumpur, Juli 2011, Indonesia hanya mengirimkan pemain cadangan untuk menjajaki kekuatan. Tidak ada target di ajang tersebut.
Pada Super Series Asia di Bangkok, 6-10 September 2011, timnas mampu mengimbangi Thailand sebagai rival utama di SEA Games meski kalah. Pada Piala Raja, 11-17 September 2011, tim putri mendapat perak setelah kalah dari Laos di final. Adapun tim putra meraih perak setelah di final ditundukkan Thailand.
Kejuaraan ini akhirnya mempertandingkan timnas dengan tim dari Jawa Tengah, Lampung, Jambi, dan Sumatera Selatan. Bisa dipastikan, timnas unggul dalam ajang uji coba lapangan ini.
Seperti dikatakan manajer sepak takraw SEA Games, Usep Saprudin, kejuaraan ini sekadar menjadi semacam tes kesiapan lapangan. Selain itu, kesiapan panitia dan wasit juga dipantau.
Thailand, Malaysia, Singapura, Myanmar, dan Laos batal mengikuti uji coba lapangan sepak takraw di gedung Sriwijaya Promotion Center ini karena ingin fokus memulihkan kondisi atlet. ”Untuk urusan penyelenggaraan, negara peserta sudah memercayakan kepada kita,” kata Amir.
Saat ini, tim pelatih mempertahankan empat atlet untuk nomor dobel putra dan empat atlet untuk dobel putri. Empat atlet putra meliputi Suko Hartono, Novrizal, Rizal, dan Yudi Purnomo, sedangkan atlet putri adalah Mega, Lena, Asmira, dan Kadri. ”Nanti diambil tiga, satu buat cadangan,” kata Amir.
Sisa waktu sebulan akan digunakan untuk memantapkan strategi dan taktik. ”Sebab, negara lain juga pasti memantapkan diri lagi,” kata Amir.
Timnas kini lebih banyak berlatih di Palembang sejak 4 Oktober 2011. Indonesia menargetkan dua emas di SEA Games 2011. Di SEA Games 2009, Indonesia hanya memperoleh lima perunggu.