JAKARTA, KOMPAS.com - PSSI akan mengevaluasi manajemen tim nasional senior supaya kembali fokus menjalani kualifikasi Piala Dunia 2014. PSSI ingin hubungan antara pemain dan pelatih kembali harmonis. Perombakan skuad timnas pun sangat riskan dilakukan dalam jadwal kualifikasi yang ketat.
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin menegaskan, akan segera mengevaluasi secara menyeluruh manajemen timnas, termasuk kepelatihan dan pemain. Djohar mengungkapkan hal itu dua kali saat menyaksikan uji coba timnas U16 pada Rabu sore dan ditegaskan kembali Kamis (8/9).
Ia tidak ingin polemik yang muncul antara pelatih dan pemain dibesar-besarkan. Mantan pemain klub PSMS Medan itu ingin timnas kembali fokus menjalani kualifikasi Piala Dunia.
”Pasti. Timnas akan kita evaluasi menyeluruh. Kita ingin yang memenuhi harapan masyarakat supaya timnas meraih hasil terbaik,” ujar Djohar.
Anggota Komite Eksekutif PSSI yang menjadi koordinator timnas, Bob Hippy, menilai, ketegangan antara pemain dan pelatih wajar terjadi. Ia pernah mengalami hal seperti itu saat menjadi pemain.
”Dalam pressure (tekanan) yang besar, wajar timbul hal-hal negatif. Tetapi, itu harus segera diselesaikan dan kembali berbenah,” ujar Bob Hippy.
Kondisi ini harus segera diselesaikan supaya timnas bisa kembali kompak. Apalagi, saat ini sudah muncul informasi dari sumber di dalam timnas bahwa para pemain kehilangan motivasi untuk membela timnas saat melawan Qatar pada 11 Oktober.
Para pemain kecewa dengan sikap pelatih timnas, Wim Rijsbergen, yang terkesan menimpakan seluruh kesalahan kepada pemain saat Indonesia dikalahkan Bahrain 0-2.
Perpecahan di dalam tubuh timnas karena hilangnya harmoni dalam hubungan antara para pemain dan pelatih bisa berakibat fatal seperti skuad Perancis di Piala Dunia 2010. Sejumlah pemain berselisih paham dengan pelatih Raymond Domenech sehingga merusak tim.
Sangat riskan