"Kalau itu, tanya yang bersangkutan yah. Saya sempat berbicara kepada media bahwa saya sangat setuju dia pergi. Dia akan memberikan dampak yang sangat besar kepada pemain Papua lain bila dia bermain di Eropa. Boaz bisa menjadi pioner dalam proses itu. Sukses atau tidak berbeda. Tergantung adaptasi dia di sana. Dari segi skill, saya yakin. Jangankan pergi ke Venlo, ke Brasil pun, dia akan lebih berkembang. Mereka di sini hanya andalkan bakat alam. Mereka tidak mendapatkan teknik dasar sepak bola sempurna yang dibangun sejak kecil sehingga banyak kekurangan."
"Mungkin di level Indonesia, Boaz sangat luar biasa. Untuk level di sana, Boaz harus banyak belajar untuk menjadi bagian dari tim. Namun, dia punya kelebihan yang sangat luar biasa. Makanya, kalau saya, Boaz harusnya mencoba sehingga dia melihat bagaimana kehidupan pesepakbola profesional karena dia tidak mendapatkan hal itu di Indonesia. Ketika kami tampil di AFC, perbedaan sangat mencolok. Beberapa waktu lalu, kami ke Hongkong, kita lihat perbedaan yang sangat mencolok. Maksudnya, kehidupan di negara yang lebih maju dan infrastruktur yang juga lebih maju."
"Saya rasa itu. Dia tidak mendapatkan hal itu di sini. Kalau di sana, dia akan berkembang pesat. Aku yakin kalau dia bisa sukses, banyak yang akan menyusul. Seperti Ian Kabes, Imanuel Wanggai, Stevie Bonsapiah. Kita banyak pemain-pemain yang luar biasa.
Tak hanya berbicara mengenai tindakan indispliner yang dilakukan anak asuhnya saat membela timnas, Jacksen juga mengemukakan pendapatnya mengenai kinerja PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid dan kontroversi digelarnya Liga Primer Indonesia (LPI). Simak hasil wawancara Kompas.com dengan Jacksen pada sesi tulisan berikutnya.
Sender dns
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.