Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Langkah PSSI Menjelang Kongres

Kompas.com - 19/01/2011, 03:16 WIB

Bicara soal PSSI saat ini, maaf saja, tidak ada yang manis. Celakanya, PSSI sendiri semakin tidak peduli dengan kritik dari luar. Seolah, ”anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu”.

Cara kerja seperti ini yang, salah satunya, dipakai PSSI untuk menghadirkan anggota peserta kongres di Bali. Kehadiran sebagian peserta kongres dimanipulasi.

Sesuai dengan Statuta FIFA, peserta mendapat pemberitahuan soal kongres selambat-lambatnya delapan pekan sebelum acara. Sementara undangan dikirim selambat-lambatnya empat pekan sebelum kongres. PSSI tidak mematuhi regulasi ini. Surat pemberitahuan yang ditandatangani Sekjen PSSI Nugraha Besoes tertanggal 17 Desember 2010 menyebut akan ada kongres tahunan di Bali, 21-24 Januari 2011. Kemudian, surat kedua muncul tertanggal 13 Januari 2011. Ini berarti PSSI tidak mematuhi tenggat waktu delapan dan empat pekan dalam memberitahukan dan mengundang anggota.

Keanehan kedua lebih parah. Pada surat pertama tertanggal 17 Desember, peserta dari Divisi Utama sampai Divisi III disebutkan diambil dari hasil kompetisi periode 2008-2009. Adapun untuk kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) tidak disebut musim kompetisi tahun berapa.

Di surat kedua tertanggal 13 Januari 2011, juga ditandatangani Nugraha Besoes, PSSI tak lagi mencantumkan peserta dari hasil kompetisi tahun berapa. Di sini PSSI terlihat mengaburkan keabsahan anggota peserta.

Keanehan ketiga, peserta kongres yang menerima undangan sampai hari Selasa (18/1) berasal dari hasil kompetisi yang berbeda. Tidak semua dari satu kompetisi pada tahun yang sama sesuai dengan regulasi di Statuta FIFA dan Statuta PSSI yang sudah disempurnakan.

Jika para peserta yang diundang berdasarkan hasil musim kompetisi yang sedang berlangsung (2010-2011), mengapa ada peserta yang berasal dari hasil kompetisi 2008-2009 dan 2009-2010? Bahkan, disinyalir ada juga pengurus cabang (pengcab) yang diundang PSSI untuk hadir di Bali. Padahal, mereka tak memiliki hak suara di kongres.

Pembekuan

Dalam sepekan terakhir, PSSI bagaikan kebakaran jenggot. Mereka harus melakukan pembicaraan intens dengan FIFA karena adanya ancaman pembekuan dari FIFA terhadap Indonesia. Pasalnya, FIFA menganggap PSSI tidak bisa menghentikan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).

Oleh FIFA, kehadiran LPI dianggap tidak lepas dari adanya unsur campur tangan pemerintah. Akibatnya, organisasi tertinggi sepak bola dunia itu langsung memberikan ”lampu kuning” kepada PSSI agar segera membenahi LPI. Jika tidak, FIFA akan mengambil sikap tegas.

Sebetulnya, bagi FIFA, bukan sosok LPI yang dirisaukan. Namun, mengapa ada keterlibatan pemerintah? Karena selama ini FIFA memang dengan tegas melarang ada campur tangan pemerintah terhadap sebuah federasi di sebuah negara.

Jika memang FIFA membuka pintu berdialog dengan LPI, mungkin output dari FIFA terhadap kehadiran LPI akan berbeda dari pernyataan yang dikeluarkan PSSI beberapa hari lalu soal adanya surat dari FIFA.

Kalau sampai FIFA, pada pertemuan 1 Maret nanti, membekukan Indonesia dari semua kegiatan internasional, kita hanya bisa mengelus dada sambil berbisik, ”PSSI..., oh PSSI...!”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Piala Asia U23 2024: Magi STY Disorot Pelatih Irak, Indonesia Wajib Dihormati

Timnas Indonesia
Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Al Nassr Vs Al Khaleej 3-1: Voli Ronaldo Sakti, Faris Najd Tembus Final

Liga Lain
Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

Liga Italia
5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

Timnas Indonesia
Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

Liga Champions
Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

Timnas Indonesia
Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Bundesliga
Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

Liga Champions
Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

Liga Italia
Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

Liga Indonesia
Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

Sports
Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

Liga Indonesia
Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

Sports
Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com