Tim yang dilatih Suwandi HS ini masih harus bekerja keras untuk membuat tim yang berdiri sejak 1927 ini bukan sekadar nama, tetapi juga nyawa.
Deretan pemain yang mengusung nama Persebaya kali ini antara lain mantan pemain Persikubar Kutai Barat dan Deltras Sidoarjo. Beberapa pemain eks Persebaya justru tidak diturunkan pada ajang ini.
Selama 90 menit waktu pertandingan, Persebaya belum menampilkan permainan kolektif yang bergaya, energik, dan cepat. Sentuhan khas Persebaya yang agresif dengan serangan sayap—selama ini menjadi kekuatan mereka—otomatis hilang dengan kehadiran pemain-pemain baru.
Kendati demikian, laga ini tetap menarik sekitar 5.902 suporter yang datang ke stadion. Gol pertama dicetak Kodari Amir pada menit ke-37. Kesempatan untuk menambah gol terbuka pada menit ke-55 lewat titik putih.
Wasit M Sholeh dari Pati, Jawa Tengah, menunjuk titik putih karena pemain Persebaya, Orock Charles, dilanggar di kotak penalti. Kuncoro, sang algojo penalti, gagal mengeksekusi tendangan. Si kulit bundar malah melesat jauh ke sisi atas gawang.
Sejak laga dimulai, Persebaya sudah tampil dominan dan menguasai laga. Tercatat setidaknya delapan peluang tendangan yang diarahkan ke gawang, tetapi dengan mudah diblok kiper. Kesempatan pertama muncul pada menit ke-10 saat Orock Charles berhasil menerobos jantung pertahanan Persigo.
Berhadapan satu lawan satu di depan kiper Persigo, Fredi Herlambang, Orock justru mati langkah dan hanya mampu menendang bola dengan lemah.
”Kami memang akan mengevaluasi lagi faktor penyelesaian. Anak-anak memang gugup karena ini merupakan laga perdana,” ujar Pelatih Persebaya Suwandi HS.
Sebaliknya kubu Persigo justru bermain terlalu berhati-hati. Tercatat hanya ada dua penetrasi efektif ke gawang lawan yang mereka susun sepanjang laga. Sementara pada banyak waktu, mereka terlalu sibuk bermain tertutup.
”Anak-anak memang tidak begitu bermain lepas karena ini pertandingan perdana,” ucap Pelatih Persigo M Khaidir.
Laga yang berlangsung di bawah langit mendung ini terhitung membosankan. Kedua tim gagal tampil atraktif pada laga perdana yang seharusnya menjadi pembukaan yang menjanjikan.
Hal yang pasti, Persebaya yang kini berlaga di Divisi Utama mempunyai tantangan untuk tampil bersinar seperti nama besarnya. Apalagi, Persebaya yang akan berlaga pada Liga Primer Indonesia juga kukuh tetap memakai nama Persebaya.