KOMPAS.com - Amerika Serikat berhasil keluar dari situasi sulit pada babak penyisihan Grup C Piala Dunia 2010. Sempat kritis karena tak kunjung menghasilkan gol pada pertandingan terakhir yang sangat krusial, "The Yanks" akhirnya bisa memecahkan kebuntuan selama 90 menit dalam laga melawan Aljazair di Stadion Loftus Versfeld, Pretoria, Rabu (23/6/10).
Landon Donovan yang mencairkan semua kebekuan publik AS, yang tentu saja sangat tegang menyaksikan laga tersebut. Ketika peluang "The Stars and Stripes" sudah mulai pudar lantaran waktu pertandingan memasuki masa injury time, Donovan muncul sebagai pendobrak untuk melapangkan jalan mereka menuju babak 16 besar event empat tahunan ini.
Tiga menit menjelang AS tereliminasi, dia menyelesaikan peluang terakhir yang dimiliki timnya. Bola rebound hasil halauan kiper Rais M'Bolhi saat membendung bola serobotan Clint Dempsey, yang ingin meneruskan umpan silang Jozy Altidore, berhasil diteruskannya untuk mengoyak jala Aljazair. Skor pun menjadi 1-0, yang memastikan AS lolos sebagai juara grup.
Seandainya Donovan tidak mencetak gol ini, maka AS dipastikan tersingkir meskipun pada pertandingan lain Inggris menang 1-0 atas Slovenia. Sebab, AS kalah dari Slovenia yang memiliki keuntungan dari kemenangan 1-0 atas Aljazair pada laga pembuka penyisihan grup.
Ya, jika AS imbang dan Slovenia kalah 0-1, maka kedua tim memiliki poin sama, yaitu 3. Mereka juga akan mempunyai selisih dan jumlah gol yang sama, yaitu 3-3. Tetapi berdasarkan aturan FIFA untuk Piala Dunia 2010 ini, posisi AS tidak bagus karena meskipun tidak pernah kalah, mereka juga tidak pernah meraih kemenangan atau poin tertinggi dalam laga penyisihan grup.
Inilah yang membuat AS tampak sangat tertekan ketika sampai menit ke-90, gol yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Namun, semuanya menjadi sirna ketika gol terjadi pada masa injury time itu. Donovan pun menjadi pencabut "nyawa" Slovenia, yang sempat senang karena saat duelnya melawan Inggris selesai (lebih awal tiga menit), skor AS vs Aljazair masih 0-0.
"Aku melakukan perjalanan panjang selama empat tahun dan hari ini aku begitu bersemangat dan bangga. Aljazair menekan dan kami harus berjuang keras melawan mereka. Waktu seperti berhenti ketika aku mencetak gol. Namun, aku memang tak boleh gagal mencetak gol dari jarak itu (depan mulut gawang)," ujar Donovan.
"Kami belum selesai. Kami (pernah dirugikan wasit) ketika gol ketiga kami ke gawang Slovenia (pada kedua fase grup) dianulir. Namun, kami adalah orang Amerika Serikat. Kami menerimanya. Kami tak protes," tambahnya.
Golnya ke gawang Aljazair ini membuat Donovan semakin mengukuhkan dirinya sebagai pemain paling subur di skuad "Paman Sam". Sekarang, pemain kelahiran 4 Maret 1982 tersebut telah mencetak 44 gol, dan menjadi top skor sepanjang masa. Dia juga peraih caps terbanyak, untuk pemain yang masih aktif.
Bakat sepak bola Donovan sudah mulai terasah sejak umur enam tahun, ketika dia meminta kepada ibunya agar diizinkan bergabung dengan sebuah perkumpulan liga. Di situ, dia mulai terlihat menonjol karena mencetak tujuh gol dalam pertandingan pertamanya.