Penundaan Liga 1 2023, Persis Solo Terancam Bubar Sebelum Liga Usai

KOMPAS.com - Persis Solo benar-benar dibuat pusing karena Liga 1 2023-2024 ditunda secara mendadak selama pergelaran Piala Asia U-23 2024. Akibat penundaan ini, skuad bermain terancam bubar sebelum kompetisi rampung dilaksanakan.

Berdasarkan surat permohonan PSSI kepada PT Liga Indonesia Baru tanggal 30 Maret 2024, federasi berharap kompetisi Liga 1 2023-2024 berhenti mulai pekan ke-31 yang akan berlangsung pada Senin 1 April 2024 sampai dengan selesainya gelaran Piala Asia U23 2024.

Berdasarkan jadwal, kompetisi usia umur paling bergengsi di kawasan Asia itu akan bergulir mulai 15 April 2024 sampai 3 Mei 2024.

Artinya, pekan ke-31 baru akan dimulai setelah tanggal 3 Mei 2024.

Padahal, berdasarkan kalender normal, seluruh pertandingan musim reguler Liga 1 harus sudah rampung pada akhir April 2024.

Kemudian, Championship Series yang mempertandingkan tim empat besar di musim regular akan bergulir pada Mei 2024.

Masalahnya, banyak pemain dari Persis yang kontraknya berakhir pada akhir bulan April saja.

“Gaji pemain terus durasi kontrak termasuk pelatih juga yang baru ini perjanjiannya sampai April saja. Akhirnya kan rencana-rencana seperti ini kacau,” ujar Manajer Persis, Chairul Basalamah kepada Kompas.com.

Tidak hanya itu, ia mengungkapkan Persis juga mengalami kerugian sebab tiket perjalanan untuk persiapan tandang melawan Persija Jakarta, Kamis (4/4/2024) sudah dibeli klub.

Padahal, harga tiket transportasi mengalami lonjakan harga dan kelangkaan karena bersamaan dengan dimulainya arus mudik Lebaran.

“Sudah beli tiket karena pertandingannya dilaksanakan H-3 sebelum Lebaran. Orang normal saja sudah tahu tiket susah dan mahal."

"Makanya kami sudah pesan jauh-jauh hari dan bersurat kepada Persija supaya lebih jelas pertandingan di mana. Barulah konfirmasi pertandingan dilaksanakan tanggal 4 main di GBK,” tuturnya.

Saat ini, seluruh stakeholder tim berjuluk Laskar Sambernyawa tersebut memeras otak untuk mencari solusi.

Pihak manajemen juga sedang berusaha melobi otoritas pengambil kebijakan kompetisi untuk menemukan jalan terbaik.

“Tim seperti Persis ini menjalani hidupnya benar-benar dari sponsorship, kemudian penjualan merchandising dan penjualan tiket. Jadi buat kami pasti berdampak besar,” tegas Chairul Basalamah.

“Saya berharap hal-hal seperti ini bisa duduk bareng untuk menyelesaikan masalah. Ini harus win-win solution.”

“Keputusan-keputusan seperti ini setidaknya klub diajak duduk bareng, berbicara dan diputuskan dengan tenang tidak buru-buru dan emosional. Kalau seperti ini berdampak domino yang banyak,” pungkasnya.