KOMPAS.com - Pelatih sepak bola usia dini, Jaino Matos, berbicara mengenai hal-hal yang membuat Asnawi Mangkualam bisa mewujudkan potensinya dari awalnya seorang pemain dengan talenta mentah jadi kapten Timnas Indonesia sekarang.
Asnawi Mangkualam merupakan salah satu pesepak bola terbaik di Indonesia sekarang ini.
Tak hanya ia merupakan seorang langganan Timnas Indonesia, Asnawi juga bisa bersaing di kasta kedua Liga Korea Selatan bersama Jeongam Dragons.
Penampilannya saat memperkuat Timnas Indonesia kontra Argentina mendulang pujian besar terutama ketika ia beberapa kali memenangi adu duel dengan bintang muda Manchester United, Alejandro Garnacho.
Bagi Jaino Matos, perkembangan karier pemain kelahiran Makassar pada 4 Oktober 1999 tersebut sangat membuatnya bangga.
Jaino pertama mengutarakan beberapa hal yang diperlukan bagi seorang pemain muda yakni soft skills dalam artian kepribadian, kesungguhan, keseriusan, konsistensi, dan bekerja keras.
Barulah, pria asal Brasil ini bercerita mengenai pengalamannya melatih salah satu bakat terbaik Tanah Air sekarang ini.
"Terima kasih Tuhan saya punya privilese untuk melatih dia kali pertama. Pertama dia melatih di Liga 1, saya pelatihnya. Dia adalah Asnawi Mangkualam di Persiba Balikpapan tahun 2016," ujar Jaino di acara SPORTY Kompas.com pada Kamis (20/7/2023) sore WIB.
"Dari pertama Asnawi berusia 17 tahun sampai jadi kapten timnas senior, diriinya tak pernah berubah."
Bagi Jaino, Asnawi adalah sosok yang punya kesungguhan, kemauan, dan totalitas dari awal perjalanan dia sampai sekarang.
"Itu yang masih kurang di anak-anak muda lain, ini hanya opini saya," tutur pria bersertifikat dari CBF (PSSI-nya Brasil ini).
"Star syndrome, cepat puas, kekurangan pesepak bola kita di soft skills. Setidaknya, setelah 32 tahun Indonesia juara SEA Games lagi."
"Sekarang ini adalah salah satu tahun yang paling penting di sejarah sepak bola Indonesia karena untuk kali pertama Indonesia akan jadi tuan rumah event besar internasional bernama Piala Dunia FIFA."
"Di tangan Mas Bima (Sakti) pasti kita akan bangga melihat perjuangan mereka."
Coach Jaino juga kemudian ditanya bagaimana ia pertama mendeteksi bahwa Asnawi akan jadi pemain bagus dunia sepak bola Indonesia.
"Dari sikap dasar Asnawi yang sehari-hari sangat stabil," tutur anak dari Jairo Matos, pemain Brasil pertama yang merumput di Liga Indonesia, tersebut.
"Dia tak pernah terlalu banyak tertawa-tawa, bercanda, iseng. Dia biasa saja."
"Dia stabil. Belum kondisi fisik anaknya kuat sekali."
"Ada dua hal, secara teknis Asnawi pemain yang biasa. Tetapi, di hal kesungguhan, totalitas, kerja keras itu sejak saya bekerja 15-20 tahun terakhir tak ada pemain lain seperti itu," lanjutnya.
"Dia memang beda dalam hal konsistensi. Mentalitasnya juga terlihat dia sekarang kapten timnas."
"Pertandingan pertama Asnawi di Bandung lawan Persib, tak ada urusan. Dia main habis-habisan, berani duel, main penuh. Main sampai habis."
"Secara mental, Asnawi beda."
Terakhir, Jaino pun sebenarnya masih penasaran dengan lingkungan masa kecil yang bisa menempa Asnawi menjadi seorang pemain dengan mindset tepat untuk menjadi bintang sepak bola.
"Satu lagi, pasti ada keturunan juga dari ayahnya (Bahar Muharram) yang merupakan legenda PSM terkenal dengan kesungguhan permainannya. Tapi, pasti ada hal lain juga," ujar Jaino lagi.
"Suatu saat saya ingin ke Makassar dan mengobrol dengan ibunya Asnawi, bertanya lebih dalam soal ketika dia kecil, saat sekolah, saat SD."
https://bola.kompas.com/read/2023/07/21/20150048/perbedaan-asnawi-mangkualam-dari-banyak-pemain-muda-lain-di-tanah-air