Dalam pertandingan di Stade de la Beaujoire, Paris Saint-Germain kalah 1-3 meski tampil sangat dominan. Bagaimana tidak, penguasaan bola PSG mencapai 72 persen dan melepaskan sembilan tembakan on target.
Nantes lebih dulu unggul 3-0 berkat gol Randal Kolo Muani pada menit keempat, Quentin Merlin (16') dan penalti Ludovic Blas (46+6'). PSG membalas satu gol pada babak kedua, tepatnya menit ke-47 melalui Neymar.
Hasil negatif tersebut dilengkapi kegagalan penalti Neymar pada menit ke-58. Bola sepakannya bisa dihalau kiper Nantes, Alban Lafont, yang tampil sangat cemerlang dengan torehan delapan penyelamatan.
Kekalahan ini tak berperanguh pada posisi PSG yang masih kokoh di puncak klasemen sementara Ligue 1 2021-22. Lionel Messi dkk meraih 59 poin dari 25 laga.
Namun, mereka tak bisa menjauh dari Marseille yang berada di urutan kedua. Saat ini PSG unggul 13 angka atas sang rival terdekat yang baru bermain 24 kali.
Sedangkan bagi Nantes, donasi tiga angka dari laga ini membuat mereka naik ke urutan kelima klasemen sementara dengan torehan 38 poin. Artinya, Nantes masuk zona Eropa, tepatnya kualifikasi Europa Conference League.
Nah, ada sejumlah fakta menarik dalam laga Nantes vs PSG yang Kompas.com rangkum dari sejumlah sumber.
Hal menarik saat PSG kalah dari Nantes:
- Laga ke-800 Lionel Messi dalam karier profesional
Pertandingan melawan Nantes menjadi sejarah dalam karier Lionel Messi. Sebab, ini merupakan laga ke-800 pemain dengan julukan La Pulga tersebut dalam kariernya sebagai pemain profesional di level klub.
Sebelum laga ini, Messi mencatatkan prestasi nan ciamik dalam semua kompetisi di level klub. Mantan megabintang Barcelona tersebut memberikan kontribusi 679 gol dan 273 assist.
Sayang, momen bersejarah itu rusak oleh hasil di markas Nantes. PSG kalah 1-3 dan Messi tak mencetak gol. Tetapi dia bisa menambah koleksi assist karena Messi yang melayani Neymar untuk mencetak satu-satunya gol PSG dalam laga itu.
- Kali ketiga PSG kebobolan dua gol sebelum menit ke-20
PSG menjelma menjadi tim raksasa Liga Perancis, bahkan Eropa, sejak Qatar Sports Investments (QSI) mengambil alih mayoritas saham pada Juni 2011. Parc des Princes dihuni para pemain bintang.
Tak heran saat ini PSG memiliki skuad emas dan nyaris tak ada lawan di kompetisi domestik. Lihat saja trisula maut di lini depan PSG, ada Lionel Messi, Neymar dan Kylian Mbappe.
Ini merupakan kali ketiga PSG era QSI, kebobolan setidaknya dua gol sebelum menit ke-20 pertandingan Ligue 1. Dua kesempatan sebelumnya terjadi saat PSG menang 4-3 atas Valenciennes pada Mei 2012 dan imbang 3-3 melawan AS Monaco pada Januari 2020.
- Alban Lafont tampil heroik
Kiper Nantes, Alban Lafont, bermain sangat impresif sepanjang laga melawan PSG. Dia layak menjadi bintang kemenangan Nantes karena tampil heroik dengan melakukan delapan save alias penyelamatan.
Salah satu aksinya adalah menggagalkan penalti Neymar pada menit ke-58. Penyelamatan Alban Lafont ini pun melengkapi tiga saved dari empat penalti terakhir yang terjadi di Ligue 1 (kombinasi dari semua tim).
- Kegagalan ke-15 Neymar dalam eksekusi penalti
Neymar mencetak satu gol ketika PSG kalah 1-3 di markas Nantes. Tetapi, dia juga menuai kegagalan dalam mengeksekusi penalti saat hadiah itu diberikan pada menit ke-58.
Menurut data Transfermarkt, ini merupakan kegagalan ke-15 Neymar dalam mengambil tendangan 12 pas sepanjang kariernya. Lebih mengerucut lagi khusus di Ligue 1, ini merupakan kegagalan ketiga.
Dalam dua kesempatan penalti sebelumnya di Ligue 1, Neymar juga tak bisa mencetak gol. Itu terjadi saat melawan Saint-Etienne (15 Desember 2019) dan Stade Brestois (23 Mei 2021).
https://bola.kompas.com/read/2022/02/20/07531908/fakta-menarik-nantes-vs-psg-noda-dalam-laga-ke-800-messi-kegagalan-neymar-dan