Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pelajar Indonesia di London, Termotivasi Euro 2020

Laporan Kontributor KOMPAS di London, Inggris, Anjie Masdyka Sudaryanto

KOMPAS.com - Sebanyak 3000 pelajar merantau dari Indonesia ke Inggris tahun ini. Mayoritas di antara mereka merantau ke London, ibu kota Inggris.

Sepanjang 12 bulan terakhir, pandemi Covid-19 membuat perantauan para pelajar ini makin sulit.

Para pelajar Indonesia yang tergabung dalam PPI UK (Persatuan Pelajar Indonesia di Inggris Raya) ini harus mengurung diri di kamar, jauh dari keluarga dan minim interaksi dengan teman-teman di perantauan.

Kini, larangan-larangan lockdown di London sudah mulai dikurangi seiring dengan makin banyaknya populasi yang sudah divaksinasi.

Salah satunya adalah kegiatan olahraga di luar ruangan yang kembali bisa dilakukan.

Main bola bersama tiap sabtu kembali menjadi mode silaturahmi favorit untuk para mahasiswa Indonesia di London.

“Saya mulai bermain bola bersama anak-anak Indonesia sejak tahun 2009 dan seterusnya. Ya, kurang lebih 10 tahun lah!” Sebut Tyo, salah satu warga Indonesia yang sudah merantau ke London sejak 2005.

Tyo pada awalnya pergi untuk belajar tetapi ia sekarang sudah menetap dan bekerja di London.

Ya, sepak bola sepertinya adalah sebuah ajang silaturahmi yang tak lekang oleh waktu.

Tak heran jika anak-anak Indonesia langsung kembali giat bermain sepakbola bersama sejak pemerintah melonggarkan lockdown.

Pada Sabtu (19/6/2021), para pelajar Indonesia mulai berdatangan ke Westway Sports Centre, kompleks olahraga yang sudah menjadi favorit sejak lama.

Para anggota ILFC atau Indonesia London Football Club, panggilan dari grup sepakbola ini, mulai memadati lapangan 12 pada jam 4 sore.

Para pelajar pun saling menyapa, dan mulai berganti ke pakaian sepak bola masing-masing.

Walau lapangan dipesan pada jam 16.00, mereka belum mulai bermain sampai 16.15, dikarenakan beberapa pemain yang ngaret.

Ya, bahkan di London pun, tradisi Indonesia yang satu ini pun tidak dilupakan.

Walaupun hari diprediksi akan hujan, para pelajar tetap meramaikan sesi tersebut.

Hampir 20 orang hadir, jumlah cukup besar, mengingat permainan sepak bola yang dimainkan adalah 5v5 mini football.

“Kami bermain bola tiap Sabtu, bukan hanya untuk bermain bola, tapi juga bertemu teman-teman rantau lainnya”, kata Sachi, seorang pelajar Indonesia yang sedang menjalani studi S1 di salah satu universitas di London.

Meski ini adalah ajang silaturahmi, bukan berarti para pelajar tidak bermain dengan serius.

Tekel-tekel keras khas Indonesia tak jarang dilihat, walau selalu diakhiri dengan kedua belah pihak saling tertawa dan berjabat tangan.

Permukaan lapangan menggunakan astro turf, seperti layaknya di Indonesia.

Yang berbeda dari mini football di Inggris adalah bentuk gawangnya.

Namun, gawang futsal yang biasanya tinggi dan sempit malah berbentuk pendek dan lebar di Inggris.

Di sisi lapangan juga tidak ada garis out. Bola masih dimainkan dan boleh menyentuh jaring pembatas lapangan.

Pada akhirnya, sepak bola masihlah sepak bola, jadi keseruan jelas terlihat dari muka anak-anak Indonesia yang sedang bermain.

Efek Euro 2020

Kota London sendiri terpilih menjadi salah satu tuan rumah dari turnamen Euro 2020. Tentu saja, turnamen ini pun membuat para pelajar makin giat bermain.

Vito, salah satu anggota ILFC berkewarganegaraan Indonesia yang lahir di Inggris, mengatakan Piala Eropa membuatnya tampil lebih bersemangat.

“Pada saat menonton Euro, saya jadi gregetan untuk meniru apa yang dilakukan para pemain di lapangan," tuturnya.

"Saya rasa Euro mempunyai dampak positif pada jumlah kedatangan sesi hari ini”.

Tyo juga sependapat dengan Vito. Ia menambahkan bahwa suasana turnamen Euro bisa dirasakan di lingkungan, sehingga kami merasa sebagai bagian dari euforia turnamen tersebut.

Ketika ditanyakan soal tim yang dibela, keduanya kompak menyebut Inggris.“

Saya membela Inggris. Mau gimana, saya lahir di sini” ujar Vito.

Tyo sependapat walau dengan alasan sedikit berbeda.

“Saya sudah mendukung Inggris sejak era David Beckham, sebelum pindah ke Inggris. Jadi, kebetulan saja, saya akhirnya pindah ke Inggris”, tambah Tyo.

Sebelum saya meminta Tyo memilih antara timnas Inggris atau Indonesia, saya langsung diingatkan oleh jersey yang ia pakai.

Ya, jersey AFF 2010 Indonesia dipakai dengan bangga oleh Tyo.

Tanpa bertanya pun, saya bisa tahu timnas yang ada di hati para pelajar-pelajar Indonesia ini.

Setelah sesi 2 jam usai, para pemain pun patungan untuk membayar lapangan.

Sachi, yang juga bertindak sebagai ketua ILFC berjalan membawa mesin kartu kredit portabel dan mendatangi para pelajar satu persatu.

Saat ditanyakan kenapa harus menggunakan mesin, ia berkata “biar tidak ada yang beralasan tidak memegang cash!” sambil bercanda.

Setelah semua usai membayar, para pemain lalu membicarakan rencana minggu depan.

Minggu depan, ILFC akan mengikuti Atdikbud Cup, turnamen tahunan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) UK yang dimainkan antarsemua cabang PPI guna mengembangkan minat dan bakat pelajar Indonesia yang merantau di Inggris.

“Kompetisi tahunan ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antar sesama pelajar khususnya di tahun ini dengan semarak EURO 2022” sebut Surya, kepala Department Apresiasi Seni, Budaya dan Olahraga, PPI UK.

“Tidak kalah pentingnya, kompetisi ini juga mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah Inggris Raya."

Para pelajar tentu merasa beruntung- selain menonton turnamen Euro, mereka pun bisa bermain dalam turnamen mereka sendiri.

https://bola.kompas.com/read/2021/06/23/21200038/kisah-pelajar-indonesia-di-london-termotivasi-euro-2020

Terkini Lainnya

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke