Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sisi Lain Valentino "Jebret", Alasan Jadi Beda dan Dampak ke Keluarga

KOMPAS.com - Presenter Valentino Simanjuntak mengutarakan asal muasal ia sampai harus mengambil langkah berbeda saat membawakan laga sepak bola di Indonesia.

Valnetino Simanjuntkan mengatakan hal tersebut ia lakukan karena menyadari kekurangan-kekurangan dirinya ketimbang kolega dan juga akibat permintaan dari pihak penyiar.

Valentino Simanjuntak ramai dibicarakan netizen Indonesia dalam beberapa pekan terakhir karena perselisihan dengan beberapa akun sepak bola Tanah Air terkait gayanya membawakan pertandingan Piala Menpora 2021.

Presenter yang naik panggung saat mengawal Timnas Indonesia juara Piala AFF U19 2013  itu kerap membawakan laga sepak bola dengan nyeleneh dan juga kosakata serta diksi kreatif.

Namun, pria yang terkenal dengan kata-kata "Jebret" ini terlibat kisruh pada awal pekan lalu setelah dianggap terlalu "hiperbola" oleh cuitan resmi akun Bali United yang kini telah dihapus.

Valentino pun sampai berurusan dengan beberapa akun yang ia anggap kelewatan dalam menyampaikan kritik, sehingga membuat beberapa pihak semakin antipati kepadanya.

Namun, Valentino membuka tabir terhadap pilihannya untuk menjadi berbeda saat tampil di acara YouTube "Kamar Rosi" di kanal KompasTV.

Ia menyadari bahwa pilihannya itu riskan dan bahkan sampai membuat anggota keluarganya sendiri menolak untuk menonton dia siaran.

"Saya sempat menolak untuk seperti ini. Ini gaya kampungan. Namun, stasion televisi bilang take it or leave it. Ini kesempatan kamu untuk membawakan laga timnas walau masih level U19," ujarnya kepada Rosiana Silalahi, sang pemandu acara dan pewawancara.

"Saya bilang saya terima. Ketika itu menjadi ramai dan bully-nya luar biasa. Namun, gue ketolong karena timnas ketika itu juara."

Valentino lalu mengatakan keraguannya saat diminta melakukan hal serupa ketika ditawarkan menjadi pemandu kompetisi Liga Indonesia.

"Saat gue diminta di Liga 1 beberapa tahun lalu, saya bilang ke produser 'lebih baik bukan saya deh'," tuturnya.

"Saya timnas saja, daripada banyak keresahan apabila membawa gaya saya di timnas ke level klub."

"Karena saya levelnya harus mikir 'buat apa ya, buat apa ya', saya tak bisa biasa-biasa saja."

"Produser lalu bilang, 'kamu jadi diri kamu saja nanti kita lihat bagaimana respon masyarakat. Loe coba deh'".

"Akhirnya gue bilang "tapi ada risiko ya bu kalau ini akan gaduh dan saya akan di-bully masyarakat. Dia bilang 'tak apa-apa, saya akan dukung kamu'."

Oleh karena itu, Valentino menekankan bahwa dia tak takut tidak ada kerjaan bila di-bully masyarakat.

Gaya membawa pertandingannya yang tidak konvensional bahkan membuatnya harus berkorban di rumah.

Ia mengakui kalau anggota keluarganya sendiri pun tak menikmati gaya nyeleneh tersebut.

"Kak Rosi, semua di rumah saja baik keluarga gue dari sebelum nikah sampai sekarang istri gue dan anak-anak gue, ga mau tuh nonton gue!" ujarnya yang disambut dengan tawa gelak oleh Rosiana Silalahi.

"Ini tidak tahu kan, pemirsa tidak ada yang tahu. Mereka pada geli, kalau Bahasa Sunda 'geuleuh'.

"Jijik banget sih denger kamu ngomong begitu", tutur Valentino menirukan suara istrinya.

Ia mengaku sang istri  telah mengetahui reaksi publik terhadap caranya membawakan siaran sepak bola sejak pertama menuai perhatian pada 2013.

Namun, kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya.

"Kemarin dia nanya lagi ke gue, 'Val ini kok rame lagi yah tetapi kenapa sekarang lebih jahat yah komen-komennya?"

"Ini concern saya. Anak saya sekarang sudah tiga dan yang dua sudah bisa baca media sosial."

"Ketika dia baca yang kritik, gue dah bilang, bapak loe emang begitu. Itu sudah biasa"

"Namun, kalau sudah kata-kata kasar dan gue harus jelasin, kayanya ini sudah tidak bagus deh nih buat anak-anak gue."

Pada acara sama, Valentino mengaku juga masih di-blacklist oleh beberapa televisi Indonesia sampai sekarang ini.

Hal ini ia sampaikan saat Rosi bertanya soal dirinya dianggap sebagai karakter yang memenuhi "libido industri".

"Waktu gue viral, di televisi di mana gue bekerja dulu gue di-blacklist," tuturnya. "Jadi gue nganggur selama kurang lebih 2-3 tahun, sampai hari ini."

Ia mengakui dirinya di-blacklist sehubungan dengan peran yang ia lakukan saat masih di Asosiasi Pemain Indonesia (APPI).

"Gue lalu ditempa dan membuat sendiri di Youtube. Tiga tahun struggling baru kemudian balik ke NET dan lalu Indosiar."

"Balik ke pertanyaan soal menjadi 'libido industri', pertanyaan itu terjawab ketika masyarakat mengapresiasi, gue terpilih dua tahun berturut-turut di PGA Awards."

"Ini kan penghargaan pilihan pemirsa, berarti mereka kan memilih. Di situ gue berpikr sebanyak-banyaknya haters, masih banyak yang sayang ama gue."

"Kenapa gue harus baperin yang baper sementara yang jelas dukung gue diemin."

Ia lalu ditanya oleh Rossi soal kesadaran Valentino Simanjuntak membangun diri sebagai seorang pembawa acara yang berisik dan lebay.

"Positioning. Gue sadar suara gue sangat cempreng. Suara gue tidak broadcasting voice yang suara penyiar radio."

"Dari dulu saya bilang the best play-by-play commentator di sepak bola Indonesia adalah Rendra Soedjono, partner gue di Indosiar."

"Karena tahu gue ga akan seperti dia, lebih baik untuk menjadi sedikit lebih beda."

"Kemudian, gue melihat apa yang bisa dilakukan terkait keunikan gue untuk menjembatani keterbatasan soal sepak bola nasional dibanding Rendra yang sudah 15 tahun berkiprah dan suara dia yang sangat radio dan sangat broadcasting."

"Ternyata, keunikan dari terminologi itu. Kecepatan ngomong yang kata kak Rosi ga dimiliki semua orang."

"Akhirnya, gue ambil uniqueness itu. Positioning itu. So far berhasil"

Valentino Simanjuntak pun mengutarakan sulitnya menghadapi suara sumbang di media sosial, terutama dari akun-akun bermassa besar yang ia anggap menggiring opini dan melakukan framing kepadanya.

"Akun-akun ini kan punya massa sendiri. Mereka berteman dengan akun-akun lain yang punya massa juga," tuturnya lagi.

"Mereka kemudian menggiring opini sehingga akun-akun dengan massa ini membuat seperti sebuah framing di mana ada 1-2 komen yang populer di antara mereka

"Saya udah hitung ada 5-8 kata populer, publik lalu mengikuti kata-kata itu."

"Saya di-framing karena sendirian sementara para netizen ini ramai-ramai. Ketika akhirnya saya minta bertemu tatap muka, akhirnya susah. Mereka berpikir 'gimana ini kalau tidak sama yang lain?. Sementara saya menghadapi ini sendirian."

"Akun gue personal, gue pake nama asli gue, kolom komen ga ditutup. Sementara yang lain namanya apa kita tak tahu."

https://bola.kompas.com/read/2021/04/18/12500018/sisi-lain-valentino-jebret-alasan-jadi-beda-dan-dampak-ke-keluarga

Terkini Lainnya

Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

Penyesalan Jose Mourinho Menolak Timnas Portugal

Liga Italia
Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

Kata STY soal Rizky Ridho dan Justin Hubner Serta Misteri Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

Saat Eks Liverpool Dukung Guinea Menang Lawan Timnas Indonesia...

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

Indonesia Vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Lini Belakang Garuda Muda Nyaris Runtuh

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

Shin Tae-yong Ungkap Kondisi Timnas U23 yang Tidak Baik-baik Saja

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

Shin Tae-yong Berharap Masyarakat Indonesia Dukung Kembali Marselino

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Liga Champions Madrid Vs Bayern, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Tekad Sabar/Reza untuk Tembus Level Elite di Tur ASEAN

Badminton
Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea, Bek Lawan Ungkap Motivasi Besar Hadapi Garuda Muda

Timnas Indonesia
Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Penerima Tongkat Estafet Telah Siap, Maman Abdurahman Tak Punya Beban Lagi Menuju Pensiun

Liga Indonesia
Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Madrid Vs Bayern, Die Roten Berani dan Percaya Diri

Liga Champions
Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Eks Asisten Pelatih Timnas Indonesia Tak Kaget Garuda Pertiwi Kewalahan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Indonesia Vs Guinea: Apa Pun, Tetap Dukung Garuda Muda

Timnas Indonesia
Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Kemenpora-Bappenas Dorong Pemuda Berjejaring demi Keberlanjutan Kebijakan SDM

Sports
Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Pernyataan Selangor FC soal Faisal Halim Pensiun Dini Usai Disiram Air Keras

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke