KOMPAS.com - Sebuah tagar bertuliskan #JusticeForLewandowski mewarnai jagad media sosial Twitter dalam beberapa hari terakhir.
Tagar #JusticeForLewandoski berisi suara warganet yang memprotes ditiadakannya Ballon d'Or pada tahun ini.
Majalah France Football selaku penyelenggara meniadakan Ballon d'Or pada tahun 2020.
Ini merupakan pertama kalinya penghargaan prestisius itu ditiadakan sejak pertama kali diselenggarakann pada tahun 1956.
Keputusan France Football ini sama seperti FIFA yang pada Mei lalu juga menyatakan tak akan menyelenggarakan pemilihan Pemain Terbaik Tahun 2020.
Berubahnya sejumlah aturan di sepak bola akibat pandemi virus corona membuat France Football memutuskan meniadakan ajang tersebut.
Apalagi, ada sejumlah kompetisi yang diputuskan tak dilanjutkan, seperti Liga Perancis yang sudah menerapkan Paris Saint-Germain jadi juara sejak Mei silam.
Namun, banyak pihak yang menilai keputusan tersebut merugikan sejumlah pemain yang tampil gemilang, salah satunya penyerang Bayern Muenchen, Robert Lewandowski.
Robert Lewandowski berhasil mencetak 51 gol sepanjang musim ini, 34 di Bundesliga, 6 di DFB-Pokal, dan 11 di Liga Champions.
Ia berhasil membawa Bayern menjuarai Bundesliga musim ini untuk delapan kalinya secara beruntun.
Bayern juga menjuarai DFB-Pokal usai mengalahkan Bayer Leverkusen di final, 4 Juli silam.
Jumlah gol Lewandowski bahkan bisa bertambah karena Bayern masih tampil di Liga Champions yang akan dilanjutkan pada Agustus nanti.
"Jika melihat apa yang telah diraihnya, Anda harus mempertimbangkannya," kata pelatih Bayern Muenchen, Hans-Dieter Flick, dikutip dari laman Bundesliga.
"Kenapa tidak seseorang dari Bundesliga? Dia memenuhi semua persyaratan," ucap Flick.
Bundesliga sudah hampir 24 tahun tak pernah menyumbangkan pemain yang memenangi Ballon d'Or sejak Matthias Sammer (Borussia Dortmund) terakhir kali melakukannya pada 1996.
Pada 2001 dan 2002, Oliver Kahn (Bayern Muenchen) hanya menempati urutan ketiga.
Pada 2013, Franck Ribery hanya menempati urutan ketiga meski berhasil membawa Bayern meraih treble winners.
Nasib sama juga dialami rekan setim Ribery, Manuel Neuer pada 2014 meski dirinya sukses membawa timnas Jerman menjuarai Piala Dunia.
Jika Ballon d'Or tetap diadakan dan jatuh kepada Lewandowski, maka ia akan menyamai torehan tiga legenda Bayern lainnya, yakni Gerd Muller (1970), Franz Beckenbauer (1972, 1976), dan Karl-Heinz Rummenigge (1980, 1981).
Sejauh ini, prestasi terbaik Lewandosky di Ballon d'Or adalah menempati peringkat keempat pada tahun 2015, di bawah Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Neymar.
"Apa yang saya coba lakukan adalah selalu menunjukkan yang terbaik dari diri saya sendiri, memenangkan piala dan mencetak lebih banyak gol. Mengejar piala kolektif hal paling penting," kata Lewandowski kepada France Football jauh sebelum keputusan ditiadakannya Ballon d'Or.
"Saya bahkan tidak memikirkan Ballon d'Or. Dalam hidup, saya percaya bahwa segala sesuatu mungkin terjadi."
https://bola.kompas.com/read/2020/07/23/00200028/tagar-justiceforlewandowski-protes-dari-ditiadakannya-ballon-d-or