BANDUNG, KOMPAS.com - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts, membagikan momen kebersamaannya dengan legenda sepak bola dunia asal Brasil, Edson Arantes do Nascimento, alias Pele.
Dalam akun Instagram pribadinya, Robert Rene Alberys memposting foto dirinya bersama Pele.
Usut punya usut, foto tersebut diambil setelah keduanya bertanding dalam laga lanjutan North American Soccer League (NASL) 1974 yang mempertemukan New York Cosmos dengan Vancouver Whitecaps.
Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Alberts melalui kolom keterangan foto tersebut.
"1974, Vancouver Whitecaps vs New York Cosmos. Bermain melawan salah satu yang terbaik yang pernah ada, Hormat," tulis Alberts.
Setelah meninggalkan akademi AFC Ajax, Alberts langsung memutuskan hijrah ke Amerika.
Saat itu, dia langsung bergabung bersama Vancouver Whitecaps. Di klub tersebut, Alberts bermain selama dua musim hingga 1976.
Kariernya kemudian berlanjut di Swedia bersama Raa IF dan Hittarps IK.
Di tim terakhirnya, Alberts bermain selama lima musim sebelum akhirnya gantung sepatu pada 1983, dan mulai menggeluti karier sebagai pelatih pada 1984 di klub yang sama.
Adapun Pele, datang ke Amerika Serikat pada 1974, tahun yang sama dengan kiprah awal Alberts di Negeri Paman Sam.
Pele bergabung bersama New York Cosmos setelah dari 1956 dirinya membela Santos.
Kiprah Pele di Amerika Serikat tidak berlangsung lama, hanya dua tahun dan dia pun memutuskan gantung sepatu.
Mendapatkan wejangan dari Johan Cruyff
Selain dengan Pele, Alberts pun sebelumnya pernah membagikan kisah persinggungannya dengan legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff.
Kisah tersebut terjadi saat Alberts masih berstatus sebagai pemain akademi Ajax.
Kala itu, Alberts sedang mendapatkan perawatan cedera pangkal paha.
Ketika masuk ke ruang perawatan, mata Alberts menangkap sosok yang tak asing di matanya sedang berbaring untuk mendapatkan perawatan cedera dari tim dokter Ajax.
Sosok tersebut tak lain adalah Cruyff.
Meski sudah berstatus sebagai pemain bintang, diakui Alberts, Cruyff adalah sosok yang ramah.
Dia tak segan untuk menyapa dan memulai obrolan dengannya, yang kala itu masih berstatus sebagai pemain junior.
Bahkan, Cruyff tidak memposisikan dirinya sebagai seorang pemain bintang. Diakui Alberts, keduanya mengobrol seperti teman satu tim.
"Saat itu kami mendapatkan perawatan untuk cedera yang sama, cedera pangkal paha. Kami pun mendapatkan suntikan dari dokter Ajax dan dia mulai mengajak saya mengobrol," kata Alberts, dalam video di channel YouTube pribadinya.
"Kami berbincang seperti halnya teman dekat. Saya merasa tidak ada sekat pembatas antara kami. Padahal dia adalah pemain yang sangat terkenal, tidak hanya pemain besar di Ajax bahkan seantero Belanda kenal siapa dia," ujar dia.
Sebagai pemain yang lebih senior, Cruyff pun mencoba memberi banyak masukan kepada Alberts.
Mantan pelatih Arema itu pun terus terngiang wejangan yang diberikan sang legenda.
Wejangan tersebut selalu ia sampaikan kepada para pemain asuhannya sebagai motivasi tambahan.
"Dalam satu momen, dia bertanya kepada saya, 'Robert, kenapa kamu latihan setiap hari?' Dan saya bilang 'karena saya ingin menjadi pemain terbaik'. Tetapi bilang jangan, karena itu salah," tutur Alberts.
"Lalu saya bilang 'Salah? Kenapa salah? Kenapa salah untuk menjadi pemain terbaik? Lalu apa jawaban yang benar?'," sambung pelatih 65 tahun itu.
"Dan dia bilang 'Kamu latihan untuk pertandingan selanjutnya. Kamu latihan hanya untuk itu. Kamu latihan untuk menjadi lebih baik saat match. Dan secara otomatis kamu akan menjadi pemain yang lebih baik'.
https://bola.kompas.com/read/2020/06/07/08000058/robert-alberts-dan-persinggungannya-dengan-pele-dan-johan-cruyff-