KOMPAS.com - Paul Scholes masih mengingat perasaan sakit hati yang ia rasakan ketika Manchester United gagal mendatangkan Ronaldinho tahun 2003.
Pada bursa transfer musim panas 2003, Ronaldinho sempat ramai diberitakan akan menjadi rekrutan anyar Man United.
Mengingat momen pramusim 2003-2004, Scholes mengaku sangat yakin Man United akan mendatangkan Ronaldinho.
Keyakinan diperoleh setelah Scholes berbicara dengan pelatih Man United saat itu, Sir Alex Ferguson.
Ferguson saat itu memang sedang mencari penyerang sayap baru setelah dipastikan melepas David Beckham.
Dalam perbincangan dengan Ferguson, Scholes mendapatkan beberapa nama incaran Man United di mana Ronaldinho menjadi salah satunya.
"Harry Kewell, Damien Duff, dan Arjen Robben saat itu nyaris bergabung. Namun, Ronaldinho menjadi yang paling mencolok," kata Scholes dikutip dari situs BBC Sport.
"Saya pikir Ferguson akan berhasil mendatangkan Ronaldinho. Semua pemain sangat antusias menantikan hal itu," ujar Scholes.
"Ronaldinho adalah pemain luar biasa. Saya memprediksi dia bisa memberi kontribusi besar di Man United layaknya Eric Cantona," tutur Scholes menambahkan.
Mimpi Scholes pada akhirnya buyar setelah Ronaldinho memilih Barcelona.
Scholes kemudian mengingat bagaimana reaksi pemain Man United ketika melakoni laga pramusim melawan Barcelona saat Ronaldinho sudah bergabung.
"Kami hampir mengumumkan Ronaldinho dan memberinya nomor punggung. Sebagai gelandang, saya tentu ingin bermain bersama Ronaldinho," kata Scholes.
"Pada detik-detik terakhir, Ronaldinho berubah pikiran. Tiga hari kemudian, Man United harus menghadapi Barcelona," tutur Scholes.
"Semua pemain Man United saat itu mencoba melanggar Ronaldinho dengan keras. Kami kecewa karena Ronaldinho tidak datang ke Man United," ujar Scholes menambahkan.
Baik Ronaldinho dan Ferguson sudah pernah menjelaskan tentang kegagalan proses transfer tersebut.
Ferguson menyebut keberhasilan transfer itu hanya berjarak beberapa dokumen yang belum ditanda tangani Ronaldinho.
Pernyataan Ferguson sudah diamini Ronaldinho.
Ronaldinho sendiri sebenarnya sudah ingin bergabung ke Man United setelah membawa timnas Brasil juara Piala Dunia 2002.
Hal itu tercermin dari pernyataan kompatriot Ronaldinho, Kleberson.
Kleberson merupakan sahabat Ronaldinho yang juga termasuk ke dalam skuad timnas Brasil pada Piala Dunia 2002.
Setelah Piala Dunia 2002, Kleberson mengaku diajak langsung Ronaldinho pindah ke Man United pada tahun 2003.
Namun, Kleberson pada akhirnya dibohongi Ronaldinho.
Tidak lama setelah Ronaldinho diresmikan Barcelona, Kleberson diumumkan Man United sebagai rekrutan anyar.
Terkait kegagalan Man United mendatangkan Ronaldinho, Sandro Rosell menjadi penyebabnya.
Sandro Rosell adalah mantan Presiden Barcelona periode 2010-2014.
Namun, Rosell pada tahun 2003 terlebih dahulu menjadi Wakil Presiden Barcelona mendampingin Joan Laporta i Estruch.
Rosell menduduki jabatan itu karena berperan penting membantu Joan Laporta memenagi pemilihan Presiden Barcelona.
Kemenangan Laporta tidak lepas dari janji kampanye akan mendatangkan David Beckham ke Barcelona.
Setelah Laporta terpilih, David Beckham justru pindah ke rival abadi Barcelona, Real Madrid.
Tidak ingin malu pada awal masa jabatannya sebagai Presiden Barcelona, Laporta mengalihkan incaran ke Ronaldinho.
Pada momen itulah peran Rosell berjalan untuk kembali membantu Laporta. Rosell selaku Wakil Presiden Barcelona langsung menghubungi Ronaldinho.
Rosell memanfaatkan hubungan baik dengan Ronaldinho yang sudah terjalin sejak dia bekerja di salah satu brand olahraga Amerika Serikat, Nike.
Usut punya usut, Ronaldinho pernah berjanji akan bergabung ke Barcelona jika suatu saat Rosell menjadi petinggi klub yang bermarkas di Stadion Camp Nou itu.
Ketika janjinya ditagih oleh Rosell, Ronaldinho pada akhirnya harus menepati dan membuat proses transfer ke Man United terhenti.
https://bola.kompas.com/read/2020/05/13/03400038/scholes-sakit-hati-kenang-kegagalan-man-united-datangkan-ronaldinho