Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tangan Konglomerat, Klub China Ini Justru Sekarat dan Wafat

BEIJING, KOMPAS.com - Tianjin Tianhai resmi menyatakan diri bangkrut setelah mengalami kondisi keuangan morat-marit usai bos besar klub, Shu Yuhui masuk bui pada awal 2020.

Padahal, klub yang didirikan pada 2006 di Mongolia Dalam, bagian dari wilayah China, berlimpah materi.

Ada nama besar Shu Yuhui di klub itu.

Di China, Shu Yuhui adalah konglomerat bisnis obat-obatan herbal di bawah bendera Grup Quanjian.

Perusahaan itu melangkah ke sepak bola pada 2015 dengan menjadi sponsor klub Liga Super China (CSL) Tianjin Teda.

Usai kontrak dengan Teda, Grup Quanjian kemudian mengakuisisi kasta kedua Liga China (League A) Tianjin Sonjiang.

Hasil akuisisi mengubah nama Tianjin Sonjiang menjadi Tianjin Quanjian.

Kebanggaan

Untuk mengangkat derajat klub, Tianjin Quanjian, satu-satunya klub yang menjadi kebanggaan kota Tianjin itu merekrut pelatih asal Italia, Fabio Cannavaro pada 2016.

Tangan dingin legenda hidup sepak bola Italia itu membuat Tianjin Quanjian naik kasta ke CSL.

Pada jendela transfer 2017, klub membeli bintang Brasil Alexandre Pato dan Alex Witsel, penggawa timnas Belgia.

Transfermarket mencatat, belanja Tianjin Quanjian musim 2016/2017 mencapai 67 juta poundsterling.

Bagi klub pendatang baru di CSL, duit sebesar itu melampaui belanja klub Liga Inggris Watford dan Southampton.

Watford hanya bisa merogoh dari koceknya 64 juta poundsterling.

Sementara, Southampton hanya punya duit belanja 55 juta poundsterling.

Pada periode 2016, Tianjin Quanjing memboyong pemain timnas China Sun Ke dengan duit 8,28 juta poundsterling.

Lantas, pada 2017, penggawa timnas China, Wang Yongpo merapat ke Tianjin dengan harga 11,20 poundsterling.

Torehan prestasi Tianjin Quanjian pun lumayan membanggakan.

Pada 2017, klub bertengger di posisi tiga klasemen akhir CSL dan mendapat tempat di AFC Champions League.

Setahun berikutnya, Tianjin Quanjian ada terhenti di perempat final AFC Champions League.

Sayangnya, laporan keuangan klub anjlok di angka merah lantaran kinerja bisnis klub yang hancur lebur gara-gara permainan kotor sang pendiri.

Padahal, Shu Yuhui pernah berkata bahwa investasi di klub yang cuma bermodal awal 67 juta poundsterling, melejit hingga 10 kali lipat dan menyentuh angka 1,1 miliar poundsterling.

Singkat cerita, Shu Yuhui terbukti melakukan pemalsuan pemasaran produk obat Grup Quanjian.

Oleh pengadilan, Shu Yuhui divonis penjara sembilan tahun.

Ia juga didenda hingga 7,05 juta dollar atau setara dengan 50 juta yuan.

Klub kemudian dijual ke pemerintah setempat dan berganti nama menjadi Tianjin Tianhai.

Dengan posisi terkini pada akhir musim 2019 yakni di deretan 14 dari 16 klub CSL, klub akhirnya sekarat dan benar-benar menyerah kalah serta wafat.

https://bola.kompas.com/read/2020/05/12/20385858/di-tangan-konglomerat-klub-china-ini-justru-sekarat-dan-wafat

Terkini Lainnya

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke