Sebenarnya tidak sedikit pemain-pemain terbaik Tanah Air mencoba peruntungan di Benua Biru. Namun, hanya segelintir pemain yang bisa bertahan di Eropa.
Super agen asal Indonesia Gabriel Budi Liminto pun memberikan beberapa pandangannya tentang fenomena ini.
Meskipun lebih banyak berkecimpung di sepak bola nasional, jangkauan Gabriel Budi Liminto sudah luas hingga ke Eropa.
Selama perjalanan tersebut, Gabriel Budi banyak belajar, termasuk masalah kesempatan pemain lokal menembus pasar Eropa.
Menurutnya, menembus pasar Eropa bukanlah hal yang mustahil bagi pemain Indonesia, tapi memang tidak mudah dilakukan.
Seorang pemain wajib memenuhi dua indikator utama untuk bisa menembus pasar Eropa.
“Faktor utamanya dari segi kualitas dan mentalitas. Jadi, kalau mau main di luar harus bisa punya mentalitas yang kuat. Di sana memang mau bekerja keras dan berdedikasi,” kata pria asal Surabaya itu.
Untuk sekadar bisa masuk radar, pemain lokal wajib memiliki kualitas, minimal seperti pemain Eropa.
Namun, untuk benar-benar bisa bersaing, pemain wajib memiliki kualitas, dedikasi, dan kerja keras lebih dari pesepak bola Eropa.
Gabriel Budi menegaskan, pemain Indonesia yang bermain ke Eropa akan berstatus pemain asing.
Oleh karena itu, sebagai pemain asing, kualitas pesepak bola Indonesia tentunya wajib lebih baik daripada pemain-pemain lokal Eropa.
“Dari segi permainan harus lebih spesial, jadi kalau permainannya tanggung ya sulit untuk bersaing. Karena kan harus bersaing dengan dengan pemain lain dari negara lain,” ujar Gabriel Budi.
“Selain itu, pemain Indonesia kan jadi pemain asing di sana, jadi harus lebih baik dari mereka dari segi kualitas,” terangnya.
Selain itu, masalah mental juga menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan oleh pemain yang ingin menembus pasar Eropa.
Gabriel Budi Liminto mengungkapkan, bermain di negara orang memiliki banyak sekali tantangan, mulai dari masalah adaptasi sosial, budaya, hingga makanan.
Sedikit mengabil contoh, Gabriel Budi Liminto bercerita mengenai pemain asal Indonesia yang berhasil dia hubungan dengan salah satu tim asal Asia Tenggara.
Karena kesulitan beradaptasi, si pemain homesick dan akhirnya ingin pulang ke Indonesia.
Hal itu menunjukan bahwa bermain di negara orang tidak pernah mudah, bahkan bagi pemain profesional sekalipun.
“Dari segi mentalitas mereka juga harus cepat adaptasi, baik budaya dan juga tim. Jadi yang menentukan kualitas dan mentalitas,” ujar Gabriel Budi menambahkan.
https://bola.kompas.com/read/2020/05/06/04300078/gabriel-budi-ungkap-alasan-pemain-indonesia-sulit-tembus-pasar-eropa