LAMONGAN, KOMPAS.com - Persela Lamongan merayakan ulang tahun yang ke-53, tepat pada Sabtu (18/4/2020).
Doa dan ucapan selamat pun mengalir kepada tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut.
Tidak terkecuali sang asisten pelatih, Didik Ludiyanto, yang sudah mengabdi belasan tahun.
Didik Ludiyanto menghaturkan doa terbaik kepada tim yang telah berjasa dalam kariernya tersebut.
"Semoga Persela ke depan bisa meraih prestasi yang lebih baik dari tahun kemarin," kata Didik kepada Kompas.com, Sabtu kemarin.
"Semoga bisa menularkan pemain-pemain biasa menjadi luar biasa," ucap dia melanjutkan.
Didik Ludiyanto memulai karier kepelatihannya di Persela mulai medio 2006-2007 silam.
Kala itu, dia lebih banyak dipercaya menangani kelompok usia Persela.
Titik balik kariernya terjadi pada musim 2010-2011 setelah berhasil mengantarkan Persela U-21 juara ISL.
Sejak saat itu, pelatih yang biasa disapa Didik Pacul tersebut naik jabatan untuk menemani perjalanan Persela Lamongan senior sebagai asisten pelatih.
Dalam perjalanannya, Didik Ludiyanto sudah banyak menjadi asisten beberapa pelatih papan atas, mulai Miroslav Janu, Eduard Tjong, dan Stefan Hansson.
Banyak pula hal yang sudah dilaluinya, mulai jadi caretaker pada tahun 2013 hingga naik-turun jabatan pada musim 2016-2017 lalu.
Didik Ludiyanto pun mengaku sudah terlanjur sayang dengan tim yang pernah dibela semasa aktif bermain.
Kini dia, merasa Persela Lamongan adalah rumah kedua baginya.
"Salah satunya adalah kenyamanan dalam bekerja, Persela sudah seperti keluarga sendiri."
"Tanpa mengurangi rasa hormat. Manajemen sangat profesional, artinya mereka percaya sepenuhnya urusan teknis kepada pelatih. Jadi, tim pelatih merasa nyaman bereksperimen dengan keahliannya," tutur Didik.
Di sisi lain, meskipun sudah belasan tahun menjadi asisten pelatih, Didik Ludiyanto masih memiliki harapan untuk menjadi seorang pelatih kepala dan bisa menjuarai liga domestik.
Sekalipun di atas kertas sudah pernah juara dua kali bersama Persela U-21 dan juga pernah naik menjadi caretakter, dia tetap ingin menjadi pelatih di level tertinggi.
"Entah kapan keinginan itu terwujud, tetapi yang jelas semua tergantung doa dan restu kalian semua," ucap Didik.
Namun, yang jelas pelatih berusia 43 tahun itu menyadari bahwa mimpi hanya sekadar mimpi jika tanpa kerja keras.
Kini, fokusnya adalah mendedikasikan pikiran dan tenaganya kepada Persela Lamongan, terutama untuk memunculkan bibit-bibit berkualitas dari usia dini.
"Saya akan berusaha mencetak pemain-pemain seperti Fahmi Al Ayyubi, Birul Walidain, Dendi Sulistiawan dan pemain-pemain orbitan lainnya."
"Mereka itu produk Persela U-21. Yang terpenting sekarang adalah belajar, belajar, dan belajar untuk mencari bekal," kata Didik.
https://bola.kompas.com/read/2020/04/19/05500068/belasan-tahun-mengabdi-didik-ludiyanto-panjatkan-harapan-untuk-persela