Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan-pertimbangan situasi terkini penanganan pandemi virus corona.
Awalnya PSSI memutuskan menunda kompetisi hingga 27 Maret 2020.
Namun, keputusan itu kemudian diganti oleh PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) PSSI menjadi 29 Mei 2020.
Kompetisi rencananya akan kembali aktif pada tanggal 1 Juli, namun dengan catatan situasi sudah jauh lebih kondusif dan memungkinkan untuk menggelar kompetisi Liga 1 2020.
PSSI juga menetapkan bulan Maret, April, Mei l, dan Juni dengan status force majeure.
Selama kompetisi diberhentikan, PSSI mempersilahkan setiap klub mengambil kebijakan kontrak pemain masing-masing dengan anjuran membayarkan maksimal 25 persen dari kontrak kerja pemain selama masa libur kompetisi.
Direktur Utama PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq meminta keputusan federasi tidak perlu diperdebatkan.
“Semua pihak harusnya bersama-sama memahami bahwa situasi saat ini adalah force majeure,” kata Ziaul.
Dia berharap semua pihak memiliki kesadaran dan visi yang sama untuk saling mendukung untuk melwati masa-masa kelam ini.
“Hal-hal yang menjadi kewajiban sebagaimana petikan surat dari PSSI tentunya bukanlah hal yang perlu diperdebatkan di tengah situasi saat ini,” tutur Ziaul.
Ziaul Haq pun menegaskan pihaknya berkomitmen untuk mendukung penuh keputusan dari federasi. Dia meyakini keputusan sulit ini sudah diambil dengan pertimbangan yang sangat masak.
“Madura United akan ikut saran maupun kebijakan dari PT LIB tentang penundaan kompetisi Liga 1."
https://bola.kompas.com/read/2020/03/28/10200098/madura-united-sebut-keputusan-pssi-tidak-perlu-diperdebatkan