KOMPAS.com - Petinju Inggris, Tyson Fury, berhasil mengalahkan Deontay Wilder dalam tarung ulang perebutan sabuk juara kelas berat WBC.
Bertanding di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Nevada, Minggu (23/2/2020) pagi WIB, Tyson Fury menang secara technical knock out (TKO) pada ronde ketujuh.
Kemenangan ini membuat Tyson Fury merebut sabuk juara kelas berat versi WBC dari tangan Deontay Wilder.
Dikutip dari Business Insider, Tyson Fury mengantongi uang sebesar 138 juta dollar AS, atau setara Rp 1,9 triliun seusai menang atas Deontay Wilder.
Selain itu, baik Tyson Fury maupun Deontay Wilder juga menerima uang sebesar 5 juta dollar AS (sekitar Rp 68 miliar).
Belum lagi, kedua petinju akan menerima uang sebesar 40 juta dollar AS (sekitar Rp 551 miliar) dari pay per view atau bayaran per tayang.
Berbeda dengan di Amerika Serikat, popularitas tinju di Indonesia bisa dibilang tengah meredup.
Legenda tinju Indonesia, Chris John, bahkan mengakui hal tersebut.
Salah satu indikator yang jelas terlihat adalah mulai jarangnya ada siaran langsung laga tinju di televisi.
Di sisi lain, meredupnya tinju bertolak belakang dengan makin populernya seni beladiri campuran (MMA).
Siaran langsung pertarungan MMA di Indonesia justru mulai banyak.
Kendati kalah populer di dalam negeri, petinju Indonesia, Daud Yordan, tak terpikirkan untuk banting setir ke oktagon.
Pasalnya, bayaran petinju di tingkat global masih lebih tinggi dibanding petarung MMA.
Hal itu dilontarkan Managing Director Mahkota Promotion, Urgyen Rinchen Sim, yang menjadi promotor Daud, saat berkunjung ke Menara Kompas, November lalu.
Urgyen menyampaikan hal tersebut saat dimintai komentarnya mengenai popularitas MMA yang mulai menggerus popularitas tinju di Indonesia.
Kendati demikian, Urgyen tak menyebutkan nominal bayaran Daud, atau membandingkannnya dengan bayaran petarung MMA dalam negeri.
Ucapan Urgyen memang benar jika membandingkan bayaran yang diterima Fury dengan salah satu petarung MMA paling populer, Conor McGregor.
Januari lalu, McGregor kembali ke atas arena pertarungan UFC usai vakum sejak pertarungan melawan Khabib Nurmagomedov pada 2018 silam.
McGregor melakoni laga comebacknya dengan menghadapi Donald Cerrone pada UFC 246, Minggu (19/1/2020).
Dalam pertarungan tersebut, McGregor menang TKO pada ronde pertama hanya dalam kurun waktu 40 detik.
Dilansir dari BolaSport.com, Conor McGregor diklaim meraih 60 juta poundsterling atau sekitar 1,06 triliun rupiah untuk pertarungan dalam kurun waktu 40 detik tersebut.
Jumlah penonton
Laga Fury vs Wilder tercatat dihadiri 15.816 penonton yang datang langsung ke MGM Grand Garden Arena.
Jumlah tersebut setara dengan penghasilan penjualan tiket yang mencapai sekitar 16,9 juta dollar AS (Rp 232 miliar).
Grand Garden Arena adalah stadion indoor dengan kapasitas sekitar 17.000 kursi.
Duel McGregor vs Cerrone pada Januari lalu juga berlangsung di Las Vegas. Namun, di lokasi dengan stadion yang lebih besar, yakni T-Mobile Arena.
Untuk laga UFC atau tinju, T-Mobile Arena tercatat mampu menampung 20.000 penonton.
Dikutip dari The Guardian, laga McGregor vs Cerrone tercatat dihadiri sekitar 19.040 penonton.
Dikutip dari MMA Mania, UFC meraup pendapatan 10 juta dollar AS atau sekitar Rp 139 miliar dari penjualan tiket ini.
https://bola.kompas.com/read/2020/02/24/11000058/benarkah-tinju-mulai-kalah-populer-dari-mma-bayaran-sang-atlet-jadi-jawabannya