KOMPAS.com - GOR Sahabat di Semarang batal menjadi tempat penyelenggaraan Indonesia Basketball League (IBL) seri ketujuh.
Pengelola IBL mengumumkan, Seri VII musim 2020 bakal dihelat di Gedung Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Keputusan tersebut dibuat dengan alasan kualitas lapangan GOR Semarang dinilai kurang bagus untuk menggelar liga basket paling bergengsi di Tanah Air tersebut.
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah menjelaskan, penyelenggaraan IBL Seri I di GOR Sahabat pada Januari lalu sempat menimbulkan kekhawatiran.
"Saat hari kedua Seri I, sempat terjadi perbedaan suhu drastis ketika hujan deras dan kondisi panas di dalam GOR Sahabat," kata Junas dikutip Antara News.
"(Hal tersebut) memicu percepatan kondensasi di atas permukaan lapangan, yang membuat lantai lapangan menjadi licin," ujar Junas menambahkan.
"Kami bersyukur tidak terjadi hal yang merugikan pihak mana pun saat itu, tetapi kami harus mempertimbangkan secara mendalam untuk periode selanjutnya," terang dia.
Lebih lanjut, Junas mengatakan, pihaknya terus memantau persoalan tersebut.
Dia meminta pendapat sejumlah ahli dan merekomendasikan kepada pengelola GOR Sahabat Semarang untuk mengatasi masalah itu.
"Namun, dengan waktu yang terbatas kami harus memiliki rencana alternatif," kata dia.
Rencana alternatif itu adalah memindahkan venue ke Gedung Basket Gelora Bung Karno.
Venue tersebut sudah memiliki fasilitas dan kualitas lapangan teruji sebagai lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Ada beberapa pilihan kota pengganti, tapi kami memilih Jakarta karena fasilitas yang telah dipastikan dari sisi keamanan," kata dia.
"Kemudian, jeda dari seri di Jakarta sebelumnya cukup jauh," kata Junas.
Adapun IBL Seri VII akan bergulir pada 13-15 Maret mendatang.
Tim basket Indonesia Patriots masih memimpin di puncak klasemen dengan meraih 8 kemenangan dan dua kali kekalahan.
Di urutan berikutnya pada klasemen IBL 2020, ada Pelita Jaya Bakrie dengan tujuh kemenangan dan dua kali kalah.
https://bola.kompas.com/read/2020/02/23/21000008/ibl-seri-vii-pindah-dari-semarang-ke-jakarta-kenapa-