Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bambang Pamungkas dan Karma Sepak Bola Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Bambang Pamungkas telah resmi mengakhiri kariernya sebagai pesepak bola profesional.

Bepe, demikian sapaannya, memutuskan gantung sepatu selang sekitar tujuh tahun setelah memutuskan pensiun dari tim nasional.

Sejak 2012, Bepe memang sudah tidak pernah lagi membela timnas Indonesia. Ia benar-benar hanya fokus membela klub sampai akhirnya memutuskan gantung sepatu.

Berbicara mengenai timnas, Bepe sempat mengutarakan pendapatnya mengenai sulitnya tim Garuda meraih prestasi.

Pada 2013 silam, Bepe sempat menyinggung mengenai kondisi tersebut dalam sebuah tulisan berjudul "Karma Sepak Bola Indonesia".

Tulisannya lebih banyak membahas mengenai terlalu seringnya timnas Indonesia gonta-ganti pelatih.

"Dalam dunia sepakbola profesional, pergantian pelatih secara mendadak bukan menjadi hal yang aneh dan mengagetkan," tulis Bepe di blog pribadinya.

"Berbagai alasan dikemukakan untuk menggusur atau mengangkat seorang pelatih, dari mulai yang wajar, sedikit agak aneh, hingga yang tidak masuk akal. Akan tetapi memang begitulah dinamikanya," ucap dia.

Menurut Bepe, terlalu seringnya timnas berganti pelatih menjadi faktor yang kerap dilupakan banyak orang.

Pasalnya, saat timnas tidak berprestasi, kebanyakan orang akan langsung menyebut iklim kompetisi di negeri ini yang kurang sehat dan profesional, kurang diperhatiakannya pembinaan usia dini yang berjenjang dan berkesinambungan, hingga amburadulnya sistem organisasi di PSSI.

Menurut Bepe, opini-opini tersebut tentu tidak salah. Walaupun masih layak untuk dikaji ulang dan diperdebatkan. Bagi Bepe, banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan timnas.

"Diantara banyak faktor tersebut, ada satu yang sering kali luput dari perhatian kita. Adakah di antara kita yang berpikir bahwa salah satu faktor yang membuat tim nasional Indonesia gagal adalah terlalu seringnya terjadi pergantian pelatih tim nasional?" ucap Bepe.

Pada 2013 lalu, Bepe menyinggung mengenai pergantian pelatih timnas hingga 15 kali hanya dalam waktu 15 tahun.

Ia memulainya sejak tahun 1998 saat perhelatan Piala Tiger (kini Piala AFF) tahun 1998, hingga 2013.

Dalam kurun waktu tersebut, tercatat ada 12 orang pelatih yang sempat membesut timnas.

Berikut daftar nama-nama pelatih timnas yang disebutkan Bepe:

- Rusdy Bahalwan (Tiger Cup 1998),
- Bernard Schumm (SEA Games 1999),
– Nandar Iskandar (Pra Piala Asia dan Piala Asia 2000)
– Dananjaya (Tiger Cup 2000)
– Benny Dolo (Pra Piala Dunia 2001)
– Ivan Kolev (Tiger Cup 2002, Pra Piala Asia dan Piala Asia 2004)
– Peter White (AFF Cup 2004, Pra Piala Dunia 2005 dan AFF Cup 2006)
– Ivan Kolev (Piala Asia 2007)
– Benny Dolo (AFF Cup 2008 dan Pra Piala Asia 2009)
– Alfred Riedl (AFF Cup 2010)
– Wim Rijsbergen (Pra Piala Dunia 2011)
– Nil Maizar (AFF Cup 2012)
– Manuel Blanco (Belum sempat memimpin laga timnas)
– Rahmad Dharmawan (Pra Piala Asia 2013)
– Jackson F. Thiago (Pra Piala Asia 2013)

Menurut Bepe, terlalu seringnya timnas Indonesia berganti pelatih tentu berbeda dengan yang diterapkan timnas Singapura.

Ia menyebut sejak 2003 hingga 2013, timnas Singapura hanya dilatih oleh satu orang, yakni Radojko Avramovic.

"Hal yang ingin saya sampaikan adalah, tidak ada kah orang di Federasi Sepakbola Indonesia yang berpikir bahwa lama seorang pelatih menangani tim nasional, sangat berpengaruh dengan hasil yang akan diraih oleh tim nasional itu sendiri," ucap Bepe.

"Dalam hal ini kita bisa belajar bagaimana Singapura begitu yakin, percaya, dan menghargai Radojko sebagai seorang pelatih tim nasional. Raddy juga tidak luput dari kegagalan dalam beberapa turnamen, tetapi Federasi Sepakbola Singapura tetap yakin, sabar, dan percaya," kata dia.

Menurut Bepe, Radojko Avramovic adalah pelatih yang sempat mengalami beberapa kegagalan. Namun, ia tetap dipercaya Federasi Sepak Bola Singapura sampai akhirnya berhasil mempersembahkan tiga Piala AFF.

Ia kemudian membandingkannya dengan kondisi di Indonesia. Menurut Bepe, seorang pelatih tidak dapat mengimplementasikan ilmu serta keinginannya dengan maksimal jika langsung didepak setiap gagal dalam satu turnamen.

Tak cuma itu, terlalu seringnya pergantian pelatih menjadi kendala yang sangat besar bagi para pemain tim nasional.

"Setiap pelatih memiliki gaya dan karakter masing-masing. Sebagai contoh pelatih A memiliki gaya dan karakter bermain dengan warna merah, maka dia akan memilih pemain yang sesuai untuk mendukung sistem bermain warna merah."

"Namun, karena dianggap gagal dalam sebuah turnamen oleh PSSI, maka seketika akan diganti dengan pelatih yang baru."

"Pelatih baru, katakanlah si B datang dengan optimisme baru serta gaya dan karakter bermain warna Biru. Maka secara otomatis pelatih tersebut akan mengubah gaya bermain tim nasional, yang tadinya berwarna merah menjadi warna biru, sesuai dengan keinginannya. Di sinilah letak permasalahan yang sesungguhnya."

"Bagaimana sebuah tim dapat meraih hasil maksimal, jika belum juga khatam belajar bermain dengan warna merah, sudah harus dirubah menjadi berwarna biru. Belum lagi ketika dalam turnamen berikutnya, gaya berwain warna biru tersebut dianggap gagal. Maka kemungkinan besar akan datang lagi pelatih baru, yang mungkin membawa warna yang lain ke dalam tim nasional," sebut Bepe.

Menurut Bepe, para pemain sebenarnya tertekan dengan seringnya pergantian pelatih timnas yang ia nilai karena disebabkan budaya instan serta cara berpikir egois dari para pengurus PSSI.

Di sisi lain, ia menganggap masyarakat tidak akan mengerti dan peduli dengan hal tersebut.

"Orang Indonesia itu suka sesuatu yang instan, mie-nya instan, budayanya instan, suksespun maunya juga dengan cara yang instan. Hal ini yang menurut saya harus diubah," ucap Bepe.

Kritikan Bepe mengenai terlalu seringnya timnas berganti pelatih pada tahun 2013 bukanlah yang pertama. Sebab, hal serupa juga pernah dilontarkannya pada tahun 2008.

Beberapa tahun setelah tulisan Bepe yang kedua, timnas Indonesia masih kerap mengalami gonta ganti pelatih.

Berikut daftar pelatih timnas Indonesia dari 2014 hingga 2019:

- Alfred Riedl (Piala AFF 2014)
2015 kosong karena Indonesia tengah disanksi FIFA.
- Alfred Riedl (Piala AFF 2016)
- Luis Milla (SEA Games 2017 dan Asian Games 2018)
- Bima Sakti (Piala AFF 2018)
- Simon McMenemy (Pra Piala Dunia 2019)

https://bola.kompas.com/read/2019/12/19/17200018/bambang-pamungkas-dan-karma-sepak-bola-indonesia

Terkini Lainnya

Leverkusen Catat Sejarah, Alonso Bidik Treble dan Rekor Tanpa Kalah

Leverkusen Catat Sejarah, Alonso Bidik Treble dan Rekor Tanpa Kalah

Bundesliga
Bali United Akui Persib Main Lebih Bagus, Atmosfer Stadion Jadi Pembeda

Bali United Akui Persib Main Lebih Bagus, Atmosfer Stadion Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Hasil Inter Miami Vs DC United 1-0: Messi Buntu, Assist Busquets Jadi Penentu

Hasil Inter Miami Vs DC United 1-0: Messi Buntu, Assist Busquets Jadi Penentu

Liga Lain
Hasil Tinju Dunia: Oleksandr Usyk Kalahkan Tyson Fury, Jadi Juara Sejati Kelas Berat

Hasil Tinju Dunia: Oleksandr Usyk Kalahkan Tyson Fury, Jadi Juara Sejati Kelas Berat

Sports
De Zerbi Tinggalkan Brighton Akhir Musim, Masuk Radar Milan dan Bayern

De Zerbi Tinggalkan Brighton Akhir Musim, Masuk Radar Milan dan Bayern

Liga Inggris
Leverkusen Juara Bundesliga Tanpa Kalah, Alonso Panjat Pagar, Hadiah Cincin Emas

Leverkusen Juara Bundesliga Tanpa Kalah, Alonso Panjat Pagar, Hadiah Cincin Emas

Bundesliga
Ungkapan Hati Bojan Hodak Bawa Persib ke Final, Putus Kutukan Bali United

Ungkapan Hati Bojan Hodak Bawa Persib ke Final, Putus Kutukan Bali United

Liga Indonesia
BERITA FOTO: Persib ke Final, Atmosfer Luar Biasa Si Jalak Harupat

BERITA FOTO: Persib ke Final, Atmosfer Luar Biasa Si Jalak Harupat

Liga Indonesia
Jadwal Final Thailand Open 2024: Ana/Tiwi Harapan Juara Indonesia

Jadwal Final Thailand Open 2024: Ana/Tiwi Harapan Juara Indonesia

Badminton
Thailand Open 2024, Rasa Syukur Febriana/Amalia Tembus Final Super 500 Pertama

Thailand Open 2024, Rasa Syukur Febriana/Amalia Tembus Final Super 500 Pertama

Badminton
Jadwal Liga Inggris dan Link Live Streaming Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Jadwal Liga Inggris dan Link Live Streaming Man City Vs West Ham, Arsenal Vs Everton

Liga Inggris
Atalanta Lolos ke Liga Champions, De Ketelaere Minta Maaf ke AC Milan

Atalanta Lolos ke Liga Champions, De Ketelaere Minta Maaf ke AC Milan

Liga Italia
Hasil Torino Vs Milan: Bola Udara, Sengatan 17 Detik, Rossoneri Kalah

Hasil Torino Vs Milan: Bola Udara, Sengatan 17 Detik, Rossoneri Kalah

Liga Italia
Veddriq Leonardo Juara di Shanghai, Buka Kans Lolos Olimpiade Paris 2024

Veddriq Leonardo Juara di Shanghai, Buka Kans Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Hasil Bundesliga, Bayer Leverkusen Torehkan Rekor Invincible

Hasil Bundesliga, Bayer Leverkusen Torehkan Rekor Invincible

Bundesliga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke