Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertunjukan Gasperini Bersama Atalanta yang Terus Berlanjut

KOMPAS.com - Gian Piero Gasperini datang ke Atalanta pada 2016 berstatus "nobody". Ia hanya mantan pelatih tim medioker (sebutan tim papan tengah) sekelas Genoa.

Selama tiga musim di Genoa, Gasperini tak pernah membawa I Rossoblu - julukan Genoa - mengakhiri musim Serie A di posisi empat besar.

Prestasi terbaik pada musim 2014-2015, saat Gasperini membawa Genoa mengakhiri musim di posisi ke-6.

Selebihnya, Genoa mengakhiri musim dengan tercecer di peringkat ke-10 (2015-2016) bahkan peringkat ke-14 (2013-2014).

Gasperini bahkan memiliki kenangan buruk saat menangani Inter Milan. Ia dipecat setelah hanya menemani Nerazzurri dalam lima pertandingan. Hal itu terjadi pada September 2011.

Gasperini pun mengingat itu sebagai momen terburuk selama di dunia kepelatihan.

"Pengalaman saya di Inter membakar saya dalam kenangan buruk. Saya harus memulai dari awal dengan klub yang menempati di peringkat menengah ke bawah," ucapnya, awal Oktober lalu.

Berbekal pengalaman-pengalaman pahit sebelumnya, ia kemudian berani mengambil jalan pintas. Gasperini resmi memilih Atalanta pada 14 Juni 2016.

Namun, Atalanta bukanlah Genoa atau Inter, bukan pula Palermo, klub yang ia bawa ke jurang degradasi pada musim 2012-2013.

Bersama Gasperini, Atalanta menjelma sebagai kekuatan baru di Liga Italia.

Kendati demikian, musim pertamanya di Atalanta tidak berjalan mulus. Klub berjulukan La Dea itu selalu kalah dalam empat laga awal Serie A 2016-2017.

Rumor pemecatan dini pun berembus kencang. Gasperini takut kejadian sewaktu di Inter terulang.

Akan tetapi, Gasperini bersyukur mempunyai bos klub seperti Antonio Percassi.

Kepada pemain-pemain Atalanta, Percassi mengatakan bahwa ia masih percaya Gasperini.

"Saya tidak mempunyai keraguan sedikit pun terhadap Gasperini. Dia adalah pelatih kita, pelatih terbaik yang bisa kita miliki, dan dia tak tersentuh. Sekarang mari kita lihat bagaimana cara kalian beraksi," kata Percassi kepada para pemain Atalanta pada waktu itu.

Benar saja, ucapan Percassi itu manjur, memperoleh kemenangan pertama musim 2016-2017 saat bertandang ke markas Crotone di Stadion Adriatico (27/9/2016).

Setelah hasil melawan Crotone itu, Atalanta mencatatkan delapan dan satu hasil imbang pada sembilan laga selanjutnya.

Performa Atalanta pun terus menanjak meskipun juga diselingi kekalahan. Atalanta kemudian mengakhiri musim 2016-2017 dengan finis di posisi ke-4.

Musim selanjutnya tidak terlalu mulus bagi Gasperini dan Atalanta. Meskipun begitu, mereka masih bisa finis di posisi ke-7 pada akhir musim.

Beranjak ke musim selanjutnya yang mungkin menjadi terbaik dan terindah bagi klub asal Bergamo itu.

Atalanta menorehkan sejarah ke Liga Champions untuk kali pertama sejak klub berdiri pada 1907. Atalanta menang 3-1 atas Sassuolo pada laga pamungkas Serie A 2018-2019.

Mereka pun mengakhiri musim itu dengan finis di posisi ke-3 dan otomatis lolos ke Liga Champions 2019-2020.

Pada musim ini, pertunjukan Gasperini bersama Atalanta kembali berlanjut.

Terbaru, mereka menyegel tiket 16 besar Liga Champions seusai menumbangkan tuan rumah Shakhtar Donetsk 3-0 pada laga terakhir fase grup, Kamis (12/12/2019).

Gol dari Timothy Castagne, Mario Pasalic, dan Robin Gosens membuat Atalanta finis sebagai runner-up grup menemani Manchester City maju ke babak 16 besar sebagai wakil Grup C.

Atalanta kembali menorehkan sejarah. Mereka adalah tim pertama dalam sejarah Liga Champions yang maju ke babak sistem gugur setelah kalah dalam tiga pertandingan awal fase grup.

Setelah kalah beruntun dari Dinamo Zagreb (1-3), Shakhtar Donetsk (1-2), dan Man City (1-5), La Dea bangkit dengan meraup tujuh poin dari tiga partai fase grup terakhir.

"Seperti yang selalu katakan, kami mengambil hal-hal positif dari turnamen ini (Liga Champions) dan kami akan kembali bersama klub ke pemain dan penggemar lebih kuat, dengan lebih banyak pengalaman dan pengetahuan," ucap Gasperini, seusai laga Atalanta kalah 1-5 dari Man City (23/10/2019).

Ucapan itu baru saja ia buktikan. Atalanta mengukir sejarah dengan berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions dalam partisipasi perdana mereka di kompetisi terakbar klub se-Eropa itu.

Sepanjang era Liga Champions mulai 1992-1993, Villarreal menjadi tim debutan yang paling jauh melangkah.

Tampil debutan pada musim 2005-2006, tim Kapal Selam Kuning itu melaju hingga semifinal.

Bukan tidak mungkin, catatan itu bisa diulangi atau bahkan dilampaui Atalanta pada musim ini. Karena dalam sepak bola, segala sesuatu bisa terjadi.

https://bola.kompas.com/read/2019/12/13/18400048/pertunjukan-gasperini-bersama-atalanta-yang-terus-berlanjut

Terkini Lainnya

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Timnas Indonesia
PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

Liga Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Timnas Indonesia
Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Badminton
Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Liga Indonesia
Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Liga Indonesia
Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Liga Indonesia
Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Timnas Indonesia
Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Bayern Vs Madrid, Satu Paket yang Diperlukan untuk Singkirkan El Real

Liga Champions
Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Rizky Ridho Melakukan Pelanggaran Serius

Timnas Indonesia
Eks Wasit FIFA Jelaskan Alasan Gol Timnas U23 Indonesia Dianulir

Eks Wasit FIFA Jelaskan Alasan Gol Timnas U23 Indonesia Dianulir

Timnas Indonesia
Kejuaraan Atletik Asia U20, Atlet Muda Indonesia Torehkan Prestasi

Kejuaraan Atletik Asia U20, Atlet Muda Indonesia Torehkan Prestasi

Liga Indonesia
PSM Vs RANS, Tavares Ingin Tutup Musim dengan Happy Ending

PSM Vs RANS, Tavares Ingin Tutup Musim dengan Happy Ending

Liga Indonesia
Justin Hubner Merasa Kecewa Terhadap Wasit Shen Yinhao

Justin Hubner Merasa Kecewa Terhadap Wasit Shen Yinhao

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke