KOMPAS.COM - Ketua Umum PSSI periode 2019-2023, Mochamad Iriawan, angkat bicara soal insiden yang terjadi pada pertandingan antara Kalteng Putra vs Persib Bandung di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Jumat (1/11/2019).
Gubernur Kalimatan Tengah, Sugianto Sabran, melakukan tindakan tidak terpuji saat menyaksikan laga tersebut.
Sugianto Sabran melakukan pelemparan botol ke arah lapangan untuk melampiaskan kekecewaannya pada menit ke-27.
Sugianto Sabran disebut-sebut kecewa terhadap keputusan wasit Abdul Rahman memberikan kartu merah kepada pemain Kalteng Putra, Patrich Wanggai. Pemain asal Papua itu mendapatkan kartu merah kerena menendang bek Persib, Achmad Jufriyanto.
Gubernur pun sampai turun ke lapangan untuk melakukan protes terhadap keputusan wasit itu.
Atas aksinya, Sugianto Sabran terancam mendapatkan hukuman dari Komisi Disiplin PSSI. Hal tersebut dikatakan Iwan Bule, sapaan akrab Mochamad Iriawan.
"Untuk pelemparan nanti Komdis yang akan menindaklanjuti. Kita sudah berkoordinasi," kata Iwan Bule di Hotel Shangrila, Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
Dikutip dari Tribunnews, Sugianto Sabran mengaku kecewa dengan kinerja wasit.
“Saya kepinginnya melihat permainan yang cantik oleh kedua tim antara Kalteng Putra vs Persib. Saya kurang tahu menit keberapa. Tapi sejak awal wasit yang memimpin pertandingan tidak fair,” kata Sugianto.
Dia berpendapat wasit berlaku tidak adil karena sang pengadil lapangan hanya memberikan peringatan kepada pemain Persib apabila melakukan kesalahan.
"Tapi ketika Kalteng Putra langsung melakukan pelanggaran diberikan kartu kuning dan ini terjadi beberapa kali kali sampai pada akhirnya pemain Kalteng Putra diberikan kartu merah. Persib yang melakukan kesalahan kenapa kartu merah diberikan sepihak dan Kalteng Putra beberapa kali permainan dirugikan oleh wasit. Kalau nggak salah empat kali,” ujar Sugianto.
Sugianto pun menyatakan harapan agar aksi pelemparan botol olehnya tidak dijadikan polemik. Demikian pula soal video dirinya marah kepada AKBP Timbul Siregar.
“Mengenai Kapolres itu, beliau yang menunjuk dan meminta saya turun. Saya turun waktu itu. Sebetulnya nggak ada masalah. Saya kan bapaknya pak kapolres juga, jadi sangat bijak saya datangi dan meminta maaf. Tapi bukan karena saya salah,” ujarnya.
Sugianto menambahkan, inti dari peristiwa tersebut adalah wujud keprihatinannya terhadap kondisi persepakbolaan di Indonesia. Dia berharap masa depan sepak bola di Indonesia bisa lebih baik dan profesional.
“Prihatin dengan keadaan sepak bola Indonesia. Saya berpikir pemerintah daerah capek-capek mengurus bola, oknum di PSSI dan wasitnya tidak pernah berubah,” jelas Sugianto.
https://bola.kompas.com/read/2019/11/03/10292478/videonya-viral-gubernur-kalteng-terancam-dihukum-komdis-pssi