Karena itu, Persib tidak berdaya saat dibantai 1-5 oleh tuan rumah Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (30/7/2019).
Robert mengatakan, teror petasan yang terjadi di depan salah satu hotel di Kota Malang, tempatnya menginap, berpengaruh terhadap kondisi pemain.
Menurut dia, timnya tidak bisa istirahat maksimal akibat teror petasan itu.
Hal itu yang memengaruhi timnya harus tunduk dari skuad Singo Edan.
"Pertama, selamat buat Arema dengan skor 5-1. Yang paling penting, bagi Persib, kami bermain di bawah tekanan," katanya.
"Pemain Persib tidak bisa tidur. Tidak ada polisi yang menjaga," katanya.
Robert mengatakan, pemain sudah memberikan yang terbaik dalam pertandingan itu, meskipun harus menelan kekalahan yang telak akibat teror yang dialaminya.
"Pemain sudah melakukan yang terbaik. Namun, bagaimanapun kejadian dini hari tadi berpengaruh," katanya.
Robert enggan menyalahkan Aremania atas insiden yang terjadi pada pukul 02.50 WIB itu. Robert mengira insiden teror petasan itu dilakukan oleh hooligan.
"Mungkin mereka bukan Aremania karena saya tahu Aremania yang sebenarnya. Mungkin itu hooligan," katanya.
Meski begitu, pihaknya akan melayangkan protes dengan berkirim surat ke PSSI atas insiden yang diterimanya sebelum meladeni pertandingan lawan Arema FC.
"Kami juga akan berkirim surat ke PSSI terkait apa yang terjadi. Namun, kami harus bermain karena memang harus bermain," katanya.
Persib Bandung mengalami teror petasan yang dilakukan oleh oknum suporter pada Selasa (30/7/2019) pukul 02.50 WIB dini hari di hotel tempat para pemain Persib menginap.
Robert merekam langsung insiden teror tersebut.
Adapun lima gol untuk Arema FC dicetak oleh Dendi Santoso pada menit keempat, Makan Konate (5'), Arthur Cunha (40'), dan brace Rivaldi Bawuo (68', 90').
https://bola.kompas.com/read/2019/07/31/06200028/arema-fc-vs-persib-robert-sebut-pemainnya-terpengaruh-teror-petasan