KOMPAS.com - Sepeninggal Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, Barcelona kelimpungan mencari sosok pengganti keduanya.
Keduanya seperti roh permainan Barcelona dengan mengandalkan umpan-umpan pendek, atau bisa dikenal dengan tiki-taka.
Tak hanya itu, total Xavi dan Iniesta telah membantu Barcelona dalam merengkuh 32 trofi di semua ajang.
Sepeninggal keduanya, El Barca kehilangan jati diri dan seakan tidak lagi menggambarkan klub yang sesungguhnya.
Yang paling kentara adalah Barcelona tak lagi menguasai Eropa.
Kali terakhir, klub asal Catalan tersebut menguasai Eropa pada 2015, yakni saat menjadi juara Liga Champions musim 2014-2015.
Musim tersebut juga merupakan musim terakhir Xavi-Iniesta bermain bareng karena setelah itu, Xavi memutuskan "hijrah" ke Liga Arab guna memperkuat Al-Sadd.
Xavi dan Iniesta juga merupakan pelayan goal getter Barcelona, Lionel Messi.
Melalui umpan-umpan manja dan terukur, Xavi dan Iniesta kerap membuat assist untuk gol-gol Messi.
Namun, sepeninggal kedua maestro itu, Messi seakan berjuang sendirian untuk Barcelona.
Lini tengah Barcelona seakan kurang hidup dan kurang kreasi.
Ditambah, pelatih Barcelona sekarang, Ernesto Valverde dianggap tak bisa memeragakan tiki-taka dan lebih dekat dengan permainan pragmatis.
Akan tetapi, seperti yang dilansir BolaSport dari Marca, satu hal yang perlu disyukuri sekarang adalah mereka berhasil mendatangkan Frenkie de Jong pada musim panas ini.
De Jong yang dibeli dari Ajax Amsterdam dengan nilai transfer 75 juta euro (sekitar Rp 1,17 triliun), tampak sudah nyetel dengan permainan El Barca.
Gelandang 22 tahun tersebut menunjukkan penampilan impresif saat melawan Chelsea dan Vissel Kobe.
Saat berhadapan dengan Chelsea, De Jong mampu mencatatkan akurasi umpan 100 persen, dari 42 kali umpan yang ia lepaskan.
Sepanjang musim lalu bersama Ajax, De Jong memiliki rata-rata akurasi sebesar 93,5 persen.
Catatan itu lebih tinggi dari tiga gelandang Barcelona, yakni Sergio Busquets (89,9 persen), Ivan Rakitic (91 persen), atau Arthur Melo (93 persen).
Di sisi lain, fleksibilitas De Jong dalam bermain juga membuat Barcelona senang.
Ia bisa bermain dalam dua posisi berbeda, yaitu sebagai central midfielder (gelandang tengah) dan defensive midfielder (gelandang bertahan).
Dua peran ganda tersebut dijalani De Jong dengan baik, sejauh ini. (Bonifasius Anggit Putra Pratama)
https://bola.kompas.com/read/2019/07/30/19000018/bisakah-frenkie-de-jong-kembalikan-jati-diri-barcelona-