Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pro Kontra Absensi Pemain Terbaik Dunia di Piala Dunia Wanita 2019

KOMPAS.com - Piala Dunia Wanita bergulir sejak Kamis (6/6/2019). Pertandingan-pertandingan kelas wahid telah dimainkan dan para talenta terbaik dunia mempertontonkan aksi mereka.

Akan tetapi, turnamen ini masih merasakan absensi pemenang Ballon d'Or Wanita pertama, Ada Hegerberg.

Ada Hegerberg memang pemain wanita terbaik dunia saat ini. Ia mencetak 255 gol dari 254 penampilan di level klub.

Bersama Olympique Lyon, klubnya kini, ia memenangi 13 trofi dalam lima tahun terakhir.Di level antarklub Eropa, Hegerberg dan Lyon menjuarai empat edisi Liga Champions terakhir.

Terbaru, ia mencetak hat-trick saat Lyon mengalahkan Barcelona 4-1 dalam laga final bulan lalu.

Ia dikabarkan frustrasi dengan cara Federasi Sepak Bola Norwegia memperlakukan sepak bola wanita.

"Ia hanya berusia 23 tahun tetapi mundur dari timnas karena bertarung untuk hal yang ia percayai benar," tutur Rebecca Smith, eks pemain Timnas Putri Selandia Baru, kepada CNN Sport akhir tahun lalu.

Pro kontra terhadap keputusannya meninggalkan Timnas Putri Norwegia mendapat reaksi keras dari beberapa pengamat sepak bola. Beberapa media bahkan mendedikasikan segmen khusus untuk membahas Ada Hegerberg jelang laga pembukaan.

"Jika Anda ingin berjuang untuk sesuatu, lakukan secara bersama. Ini adalah olahraga tim. Kita harus bisa melakukannya sebagai tim dan bukan mengambil tindakan individu seperti ini," ujar Ariane Hingst, dua kali pemenang Piala Dunia Wanita bersama Jerman, saat menjadi pandit di FOX Sports.

Pendapat Hingst, yang telah tampil 173 kali bagi Timnas Putri Jerman sebelum pensiun dari sepak bola internasional pada 2011, didukung oleh legenda Timnas Putri Amerika Serikat, Heather O'Reilly.

"Piala Dunia ini kesempatan besar, platform baginya untuk menuturkan dengan jelas apa yang ia inginkan. Ada Hegerberg tak pernah menjelaskan apa yang ingin dia ubah. Setidaknya tidak kepada kita." tutur Heather O'Reilly, wanita yang menorehkan 231 penampilan bagi Timnas Putri Amerika Serikat.

"Apa persisnya yang ia inginkan? Mungkin bila lebih spesifik ia akan dihormati lebih," ucap O'Reilly.

"Ia tak pernah benar-benar membuat jelas motivasinya yang berujung ke keputusan ini dan apa yang ingin ia ubah," timpal mantan kapten Timnas Amerika Serikat, Alexi Lalas.

"Menurut saya ia akan menyesal tak bermain pada Piala Dunia Wanita 2019. Ia melewatkan kesempatan untuk berbicara tentang permintaannya lewat turnamen ini."

Pemain muda Real Madrid, Martin Odegaard, pun turut mengkritik keras keputusan Hegerberg.

"Ada, mungkin Anda perlu melakukan sesuatu yang lebih baik ketimbang mengganggu persiapan tim ke Piala Dunia. Mereka layak mendapat perlakuan lebih baik. Pilihan untuk tak membela Norwegia adalah milik Anda, tetapi tolong hormati timnas Norwegia," lanjutnya.

Akan tetapi, tak sedikit yang mendukung Hegerberg untuk bersuara. Salah satunya adalah eks kiper timnas Amerika Serikat, Hope Solo.

"Ada Hegerberg melakukan apa yang hanya sedikit orang berani untuk menyuarakan. Keputusannya harus dirayakan bukan dicerca," cuit penjaga gawang yang tampil 202 kali bagi Timnas Putri Amerika Serikat ini.

Grant Wahl, wartawan senior Sports Illustrated, juga mendukung pendirian sang pemain.

"Saya 100 persen mendukung sang pemain. Ada banyak diskusi tentang keputusannya tetapi Ada telah sangat jelas memilih untuk tidak bermain bagi Norwegia," tuturnya.

"Alasannya termasuk para staf teknis timnas wanita Norwegia yang menurutnya tak cukup bagus, perlakuan lebih baik kepada timnas putra Norwegia dari federasi sepak bola mereka, dan sepak bola wanita tak dianggap serius," ujarnya lagi.

"Ia patut mendapat pujian atas pendiriannya terhadap federasi Norwegia. Dia tidak merasa ini situasi soal uang, ini soal rasa hormat. Yang masih tidak jelas adalah daftar permintaan Ada yang bisa membuatnya kembali ke timnas," tutur Wahl.

Sang jurnalis juga mengatakan bahwa Ada Hegerberg mengambil keputusan sulit ini karena menurut sang pemain ia memperjuangkan keadilan dan kebenaran. Tentang kehormatan bagi para pesepak bola wanita dan bukan karena permasalahan uang.

Federasi Norwegia memang telah mencanangkan kesetaraan penghasilan bagi para pesepak bola putra dan putri sejak 2017.

"Ini semua soal rasa hormat dan fakta bahwa kita harus setara dalam hal lapangan yang kita gunakan, makan di kantin sama, dan menjadi bagian klub bersama dengan tim pria," ujarnya kepada CNN beberapa waktu lalu.

Hegerberg sendiri mengungkapkan bahwa ia sudah sangat jujur dengan perwakilan timnas tentang permintaannya.

"Saya jujur dengan mereka, berdasarkan pengalaman sejak muda bersama timnas. Saya ingin ada relationship antara saya dan mereka, agar mereka bisa mendapatkan feedback dan membenahinya," tuturnya.

"Saya tak pernah berusaha mengontrol starting 11 tim atau sesuatu internal kepada grup."

Hegerberg mengatakan bahwa ia bisa bertahan dengan keputusannya karena Olympique Lyon, klubnya kini, memiliki standar kesetaraan yang selaras dengan pemikirannya.

Presiden Lyon, Jean-Michel Aulas, juga ia anggap sebagai seorang petinggi klub yang sangat peduli dengan sepak bola wanita.

"Saya berada di klub yang punya standar tinggi. Saya berusaha membuat dampak di Norwegia selama bertahun-tahun. Saya seperti ditaruh dalam sistem di mana saya tak punya suara. Saya merasa beban di pundak saya bertambah terus. Hal ini tidak bekerja," ucapnya.

"Ketika yakin dengan diri sendiri dan nilai-nilai yang Anda pegang, perjalanan ke depan menjadi lebih mudah. Saya harus memilih opsi itu, tidak ada cara lain." lanjut istri dari bek Lech Poznan dan pemain timnas putra Norwegia, Thomas Rogne, tersebut.

Ada Hegerberg memang selalu berjuang untuk hal-hal yang ia yakini. Ini adalah wanita sama yang meminta gadis-gadis jangan sampai kehilangan semangat dalam perjalanan meraih cita-cita.

"Anda tak boleh membiarkan siapapun mengambil api dari diri kamu. Jika kamu punya mimpi besar, api ini lah yang akan membawa kamu ke sana," tulis Ada Hegerberg di Players Tribune tak lama setelah ia memenangkan Ballon d'Or Wanita.

Hegerberg mungkin punya pandangan tersendiri terhadap kesetaraan gender berdasarkan pengalamannya pada masa kecil.

Adiknya, Andrine, adalah kapten tim laki-laki di kota tempat ia menghabiskan masa kecilnya, Sunndalsora. Sementara, ibu Ada adalah pelatih klub tersebut.

Andrine kini merupakan pemain profesional yang meperkuat Paris Saint-Germain.

"Inilah hal fantastis dari tinggal di kota terasing dengan penduduk hanya 7.000 orang. Ada kesetaraan yang murni. Bukan lagi soal sepak bola wanita atau pria. Semua hanya tentang sepak bola," lanjutnya.

Wanita yang mengidolai Thierry Henry ini juga mengutarkaan bahwa ia tak pernah memikirkan uang sejak awal.

"Dulu, tidak ada uang di sepak bola wanita. Ini semua berkat passion, murni soal sepak bola. Setiap kali kami kalah saya akan sangat kecewa dan menangis kala mengendarai sepeda saya ke rumah. Tak peduli bahwa ini hanya pertandingan anak-anak di kota antah berantah di Norwegia," tuturnya.

"Saya selalu menghormati pemasukan para pemain pria. Jurangnya sangat besar tetapi di saat bersamaan Anda harus bisa memberi para gadis muda kesempatan sama dengan pria. Di situlah letak perbedaan."

https://bola.kompas.com/read/2019/06/12/19150008/pro-kontra-absensi-pemain-terbaik-dunia-di-piala-dunia-wanita-2019

Terkini Lainnya

Jadwal Liga Inggris: Lawatan Liverpool dan Partai Sulit Man City

Jadwal Liga Inggris: Lawatan Liverpool dan Partai Sulit Man City

Liga Inggris
Bintang Como Patrick Cutrone Cerita Peran Mendiang Ayah dan Kebanggaan Promosi Sebagai Putra Daerah

Bintang Como Patrick Cutrone Cerita Peran Mendiang Ayah dan Kebanggaan Promosi Sebagai Putra Daerah

Liga Italia
Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Badminton
Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Liga Indonesia
Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Badminton
Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Liga Indonesia
Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Liga Italia
Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Timnas Indonesia
Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Liga Indonesia
Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Liga Inggris
Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Liga Indonesia
Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Liga Inggris
Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Timnas Indonesia
Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor 'The Invincibles' Pimpinan Wenger

Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor "The Invincibles" Pimpinan Wenger

Liga Inggris
Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke