Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vincent Kompany Akan Jajal Tantangan Besar, Persiapan untuk Man City

KOMPAS.com - Kapten Manchester City, Vincent Kompany, secara resmi akan meninggalkan klub pada akhir musim untuk memulai petualangan sebagai player-manager di klub pertamanya, Anderlecht.

Di kubu Belgia tersebut, Kompany bakal menemui tantangan baru yang bisa menempanya sebagai pelatih. Anderlecht tengah dalam krisis.

Ya, Vincent Kompany tidak memakai hari-hari terakhir sebagai pemain untuk merumput di level kompetisi lebih rendah ke negara-negara yang bisa menjamin uang pensiunnya, seperti ke Timur Tengah atau China.

Sesuai karakter Vincent Kompany, ia pergi untuk mencari tantangan baru dalam hidupnya.

Bek tangguh berusia 33 tahun itu bakal menjadi pemain-pelatih di RSC Anderlecht, klub pertamanya, dengan durasi ikatan kerja selama tiga tahun.

Anderlecht baru saja finis di peringkat keenam Liga Belgia, posisi terburuk juara Belgia 34 kali itu setelah Perang Dunia Kedua.

Musim depan akan menjadi pertama kalinya dalam 56 tahun Anderlecht gagal ke kompetisi antarklub Eropa.

Kompany akan meneruskan pekerjaan Fred Rutten yang dipecat bulan lalu sementara nasib Frank Arnesen, sang direktur teknik yang baru didatangkan pada awal 2019, juga dikabarkan  mengambang. 

Arnesen adalah sosok yang tak asing bagi penggemar Liga Inggris. Ia pernah mengemban jabatan sebagai direktur olahraga Tottenham Hotspur (2004-2005) dan Chelsea (2009-2011).

Artinya, aktivitas dalam bursa transfer akan goyah seiring ketidakjelasan nasib Arnesen.

Menurut pandit sepak bola Belgia, Kristof Terreur, kehadiran Kompany setidaknya memberikan pemilik klub, Marc Coucke, ruang bernafas setelah ia menerima terpaan kritik dari para fans Anderlecht akibat penampilan buruk klub musim ini.

Selain performa buruk di lapangan, bulan lalu kantor Anderlecht digerebek polisi sebagai bagian investigasi tindakan pencucian uang dan aktivitas ilegal lain.

Awal minggu ini mereka mendapat denda 200.000 franc Swiss atau atau sekitar Rp 3 miliar dari FIFA setelah melanggar peraturan badan tertinggi sepak bola dunia menyangkut transfer empat pemain U-18 tahun.

Anderlecht juga telah dihukum Pro League, penyelenggara Liga Belgia, setelah terjadi kerusuhan suporter dalam laga kontra Standard Liege pada medio April yang berujung pembubaran pertandingan setelah hanya setengah jam berlalu.

Vincent Kompany berkata bahwa ia akan mendapat dukungan penuh dari pemilik klub untuk menjalankan tugasnya dan membenahi situasi di dalam lapangan.

"Kami mengadakan beberapa pertemuan dan mereka menjelaskan banyak hal. Coucke menjanjikan saya dukungan penuh: Waktu, bujet, lingkungan bekerja kondusif, staff, dan pelatih," ujar Kompany seperti dikutip KOMPAS.com dari Footnews.be.

Ia akan menekel problem demi problem di Anderlecht dengan membawa beberapa staf pelatih dari Manchester City.

Media Belgia, Het Laatste Nieuw, melaporkan bahwa salah satu yang akan dibawa Kompany adalah Sam Erith, Head of Sports Science di City. Erith telah menjadi manajer performa di Man City selama 8 tahun terakhir.

Sebelum itu, ia memegang jabatan serupa di Tottenham Hotspur dan menjadi bagian staff teknis timnas Inggris pada Euro 2016.

Michael Verschueren, direktur olahraga Anderlecht, mengatakan bahwa klubnya "melakukan hal yang semua orang kira mustahil". Ia membanggakan diri bahwa Anderlecht berpikir di luar kotak dengan mendatangkan Kompany.

Namun, media lokal Belgia mengatakan bahwa Anderlecht harus was-was dengan perjudian Kompany. De Morgen mengutarakan tentang kebijakan menjadikan Kompany pemain sekaligus duduk di jajaran pelatih.

"Pemain-pelatih adalah konsep dari masa lalu. Apakah ide ini bisa disandingkan dengan kebutuhan sepak bola modern?" tanya editorial di De Morgen.

"Kompany akan mencari tahu jawaban itu semua di Anderlecht, jauh dari klub yang tanpa intrik. Kekacauan menghampiri klub sejak Marc Coucke datang," lanjut mereka.

De Morgen hanya mengkhawatirkan satu hal: Bahwa kegigihan Vincent Kompany akan membuatnya bekerja dan berusaha terlalu keras.

"Pekerjaan dia akan menyeluruh: Mengatur sesi latihan, menganalisis video, menyiapkan tim, menentukan taktik berdasarkan permainan tim, memantau lawan. Kompany juga akan memberi arahan ke klub dan memainkan gaya sepak bola yang ia inginkan," tuturnya.

"Jika dulu Kompany bisa bersantai setelah pertandingan, kali ini ia akan berada di kantornya menganalisis sesi latihan, pertandingan, dan lawan," lanjut mereka.

Alhasil, apa yang Vincent Kompany pelajari di klub masa kecilnya itu bisa menjadi modal berharga baginya untuk menerima tantangan di Manchester City kemudian hari, jika ia dibutuhkan klub.

Kata legenda sangat cocok untuk menggambarkan Vincent Kompany di Manchester City.

Kompany berada di pusat masa transisi City, ia adalah salah satu pemain pertama yang datang di bawah rezim Abu Dhabi.

Ia merayakan semua trofi yang dimenangkan Man City dalam satu dekade terakhir.

Jika semua lancar, Vincent Kompany akan mengakumulasi pengalaman melatih di klub yang secara reguler (seharusnya) menjadi langganan Liga Champions.

Setelah kontraknya berakhir tiga tahun dari sekarang, Kompany akan berusia 36 tahun. Ia hanya akan berusia setahun lebih muda dari ketika Pep Guardiola menukangi Barcelona pertama kali pada 2008.

Para fans Man City pun pasti akan berharap bahwa apabila hari itu datang, ia akan siap dan memberikan dampak sama besar ke Man City dengan ketika Guardiola melatih Barcelona.

https://bola.kompas.com/read/2019/05/20/20210038/vincent-kompany-akan-jajal-tantangan-besar-persiapan-untuk-man-city

Terkini Lainnya

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke