KOMPAS.com - “Biasanya, pemain paling cerdas adalah seorang gelandang,” ungkap Carlo Ancelotti, seperti dilansir Financial Times, tentang posisi gelandang dalam permainan sepak bola.
Pernyataan pelatih yang sekarang membesut Napoli itu mungkin benar adanya. Pasalnya, banyak tim yang sangat ikonik dengan pemain yang berposisi sebagai gelandang.
Sebut saja Andrea Pirlo bersama timnas Italia, Sergio Busquets dengan Barcelona dan Spanyol, atau Zinedine Zidane ketika memperkuat Real Madrid dan Perancis.
Nama-nama pelatih beken di dunia pun dulunya berposisi sebagai gelandang. Pep Guardiola, Diego Simeone, serta Antonio Conte adalan contoh pelatih top Eropa yang dulunya bermain di posisi tersebut.
Pentingnya peran gelandang semakin terlihat pada leg kedua semifinal Liga Champions antara Ajax Amsterdam vs Tottenham Hotspurs di Johan Cruyff Arena, Rabu (8/5/2019) atau Kamis dini hari.
Gelandang milik Ajax, Frenkie De Jong, menampilkan performa yang jomplang antara babak pertama dan kedua.
Pada babak pertama, pemain berusia 21 tahun itu mengoleksi lima tackling sukses dari lima percobaan, lima ball recovery, intersep satu kali, dan memenangkan duel area sebanyak dua kali.
Mencoloknya performa De Jong pada babak pertama dan kedua ini, membuat timnya harus kebobolan tiga gol dari Tottenham.
Praktis, Ajax harus kalah 2-3 dari skuat asuhan Mauricio Pochettino itu. Padahal, sebelumnya mereka unggul 2-0 pada babak pertama.
Berkat hasil itu, Ajax tidak mampu lolos ke final akibat tersingkir dengan agregat 3-3 (kalah agresivitas gol tandang).
https://bola.kompas.com/read/2019/05/09/12050008/ajax-vs-tottenham-peran-frenkie-de-jong-yang-jomplang-di-babak-kedua