Calon Atlet MMA Indonesia Perlu Tingkatkan Teknik Grappling

Salah satu pendiri H-Brothers adalah Marlaut Farhan Hutapea. Dia sempat menimba ilmu di Thailand.

Akan tetapi, Farhan mengaku tidak akan menerapkan seluruh program latihan yang dia dapatkan di Thailand secara murni di camp latihannya.

"Kami memang tidak mengadopsi semua program dari Thailand," kata Farhan.

"Kenapa? Kami akan memaksimalkan apa yang Indonesia punya. Dengan program yang tepat saya optimistis kami bisa bersaing di kancah internasional," ujar dia menambahkan.

Mustadi Anetta yang juga merupakan pendiri H-Brothers menuturkan bahwa ada potensi yang besar dari atlet Indonesia, tetapi masih perlu dilatih lagi.

Mustadi Anetta yang sudah berkecimpung di dunia MMA sejak 1995 menilai para atlet Indonesia masih membutuhkan sentuhan terutama dalam teknik "bermain bawah" (grappling).

"Selama ini kami selalu tanding berdiri. Makanya untuk bisa bersaing harus meningkatkan teknik grappling seperti gulat dan jiujitsu," ujar Mustadi.

"Makanya di sini (H-Brothers) kami menerapkan pelatihan komplet," ungkap Mustadi menambahkan.

Camp latihan ini pun diharapkan menjadi solusi untuk melahirkan atlet dan petarung MMA profesional. "Kami memang mempunyai target ingin membantu atlet Indonesia untuk go internasional," kata Farhan.

"Makanya saya terbang ke Thailand khusus untuk belajar sistem kepelatihan di sana. Memang tidak bisa diaplikasikan sepenuhnya, tetapi minimal kita sudah punya dasarnya," ujar Farhan.

Selama di Thailand, Farhan mengaku belajar menjadi pengajar Muay Thai di Master Toddy dan mendapatkan gelar akhir Kru. Farhan pun menjadi salah satu Kru Termuda di World Muaythai Association yang berbasis di Thailand.

Selain fokus pada pengembangan MMA, H-Brothers juga melalukan terobosan dengan memadukan MMA dengan Fitness Center.

Apalagi, camp yang lokasinya cukup ideal di daerah timur Jakarta ini juga melakukan pengembangan kebugaran lain seperti yoga, Cross Fitt, dan lain-lain.