Salah satu media Jerman, Der Spiegel, menjadi media yang pertama kali mengabarkan Ramos telah melanggar aturan anti-doping.
Menanggapi ini, Real Madrid secara tegas membantah dan menyebut laporan Der Spiegel sangat tidak berdasar.
Dikutip BolaSport.com dari situs web resmi klub, berikut adalah pernyataan Real Madrid:
Sehubungan dengan laporan yang diterbitkan oleh Der Spiegel terkait kapten kami, Sergio Ramos, klub ingin mengungkapkan hal-hal berikut:
Dalam laporan Football Leaks yang diterbitkan Der Spiegel, Ramos disebut telah melanggar aturan penggunaan doping sebanyak dua kali.
Laga final Liga Champions 2017 antara Real Madrid versus Juventus menjadi yang pertama.
Dexamethasone, obat untuk mencegah terjadinya peregangan otot, ditemukan dalam sampel milik Ramos di laboratorium di Seibersdorf, Austria.
Dexamethasone merupakan tipe obat yang digunakan untuk membantu pemulihan cedera atlet dan dilarang digunakan pada pertandingan.
Obat ini hanya boleh digunakan menjelang laga dan harus dilaporkan tim dokter sebelum para pemain menjalani tes doping.
Ramos terindikasi menggunakan obat ini jelang babak final Liga Champions 2017, tetapi dokter Real Madrid tidak melaporkan hal ini ke pengawas pertandingan.
Dalam aturan UEFA, situasi ini menempatkan si pemain dalam posisi terduga menggunakan doping.
Kemudian, yang kedua adalah pada April 2018 lalu. Ramos awalnya dijadwalkan akan menjalani tes di agensi anti doping Spanyol AEPSAD.
Pelanggaran yang diduga dilakukan Romos saat itu adalah mandi sebelum tes urine. (Kautsar Restu Yuda)
https://bola.kompas.com/read/2018/11/24/18500058/sergio-ramos-diduga-pakai-doping-real-madrid-membela