KOMPAS.com - Kompetisi sepak bola tertinggi se-Asia Tenggara, Piala AFF, akan memasuki edisi ke-12 di tahun ini. Ajang bergengsi ini akan digelar pada 9 November hingga 12 Desember mendatang.
Dalam 11 edisi sebelumnya, banyak terjadi kontroversi, termasuk di dalamnya melibatkan timnas Indonesia.
Salah satu yang mungkin paling diingat publik adalah sinar laser para pendukung Malaysia yang diarahkan ke pemain Indonesia pada laga final Piala AFF 2010.
Peristiwa itu pun termasuk dalam lima kontroversi versi Foxsports yang dirilis pada Sabtu (3/11/2018).
Piala AFF 2018 kali ini akan berbeda karena tidak ada satu negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah.
AFF selaku federasi sepak bola ASEAN yang menjadi penyelenggara melakukan terobosan dengan sistem kandang tandang dari fase grup hingga laga final nanti.
Terobosan ini tentunya akan membuat Piala AFF 2018 menjadi sangat menarik atau bahkan menimbulkan kontroversi lainnya.
Berikut adalah lima momen kontroversial Piala AFF versi Foxsports:
Kala itu, timnas Indonesia bertemu dengan timnas Malaysia pada partai final Piala AFF 2010.
Pada leg pertama yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, suporter Malaysia terbukti mengarahkan sinar laser kepada kiper timnas Indonesia, Markus Haris Maulana.
Indonesia pun dipaksa menyerah 0-3 pada laga itu. Hasil laga ini sangat membantu Malaysia meraih gelar juara karena pada leg kedua hanya kalah 1-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Pada edisi 1998, Indonesia dan Thailand yang tergabung di Grup A sudah memastikan diri lolos ke babak semifinal dengan menyisakan satu laga sisa.
Pada laga pamungkas Grup A, Indonesia akan berhadapan dengan Thailand untuk menentukan juara grup. Sebelum laga, Indonesia berstatus pemuncak Grup A dengan koleksi enam poin, sedangkan Thailand di urutan kedua dengan selisih dua angka.
Pemenang laga ini dipastikan akan berhadapan dengan tuan rumah Vietnam di semifinal dan yang kalah akan berjumpa dengan Singapura.
Laga tersebut nyaris berakhir imbang 2-2 sebelum bek timnas Indonesia, Mursyid Efendi, melakukan gol bunuh diri di masa injury time.
Aksi gol bunuh diri itu ditengarai dilakukan Indonesia agar tidak bertemu Vietnam. Hingga akhirnya, skuad Garuda justru kalah dari Singapura pada semifinal dengan skor 1-2.
Effendi pun mendapatkan hukuman larangan bermain seumur hidup dari sepak bola internasional.
Kontroversi selanjutnya terjadi di Piala AFF 2008 pada laga penyisihan Grup A yang mempertemukan Singapura versus Myanmar.
Saat itu, Singapura berhasil menggandakan keunggulan lewat skema tendangan bebas cepat.
Para pemain Myanmar termasuk sang kiper, Aung Aung O, sangat marah karena wasit mengesahkan gol itu. Aung Aung O yang tidak terima lantas berlari dan mendorong wasit dari belakang yang berujung kartu merah.
Singapura pada akhirnya berhasil menang 3-1.
Pada final edisi 2007, Thailand bermain imbang 1-1 dengan Singapura hingga menit ke-80 untuk leg pertama.
Namun, tiba-tiba kondisi berubah ketika wasit memutuskan untuk memberi tuan rumah Singapura penalti kontroversial pada menit ke-83.
Para pemain Thailand tidak terima dengan keputusan tersebut dan melakukan protes kepada wasit C. Ravichandran.
Sempat terhenti selama 15 menit, Thailand akhirnya mau melanjutkan pertandingan.
Nahasnya, Mustafic Fahrudin sebagai eksekutor sukses mengkonversi tendangan penalti menjadi gol dan membuat Singapura menang 2-1 atas Thailand.
Singapura pun berhasil menjadi juara setelah unggul agregat 3-2.
Timnas Myanmar mencapai salah satu prestasi terbaik mereka ketika menembus semifinal Piala AFF 2004.
Sebelum akhirnya dikalahkan oleh timnas Singapura lewat drama enam gol di Stadion Nasional Singapura pada 2 Januari 2005.
Myanmar yang sempat unggul 2-0 harus rela menelan kekalahan 2-4.
Kondisi ini tak lepas dari tiga pemain mereka, Yan Paing, Zaw Lynn Tun, dan Moe Kyaw Thu yang diberi kartu merah oleh wasit.
Myanmar pun akhirnya gagal lolos ke partai final setelah kalah agregat 5-8 dari Singapura.
(Nungki Nugroho)
https://bola.kompas.com/read/2018/11/03/19551278/5-kontroversi-piala-aff-termasuk-laser-suporter-malaysia-ke-indonesia