Hal itu diungkapkan para bobotoh saat bertemu Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalemkaum, Rabu (19/7/2017) sore.
Yana Umar, salah seorang pengurus Viking (basis suporter Persib), menilai, sejumlah fasilitas umum di GBLA sangat mengkhawatirkan. Salah satu yang jadi perhatiannya ialah kondisi mushala yang tampak kumuh.
Kondisi itu diperparah dengan buruknya kebersihan toilet di area stadion.
"Mushala kecil, kotor, air tidak ada. Dari 10 toilet yang ada, mungkin dua yang bisa dipakai. Itu pun lampunya mati, gelap," ucap Yana.
Sementara itu, Agus Ompong, bobotoh lainnya, meminta agar pagar pembatas antar-tribune diperbaiki. Sebab, kata dia, banyak penonton yang masuk tak sesuai dengan tiket yang dibeli.
"GBLA perlu pembatas tribune karena yang beli tiket tribune samping bisa nyelonong ke VIP misalnya," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Ridwan Kamil mengakui jika desain Stadion GBLA cenderung over protektif. Hal itu diakui Ridwan kerap membuat penonton tak nyaman saat menyaksikan pertandingan.
"Jadi, desain GBLA terlalu over protektif yang membuat penonton jadi kurang nyaman menonton di tribune. Harus diakui kalau pagar pembatas Stadion di GBLA itu terlalu tinggi, sudut pandang tidak nyaman," ucap Emil, sapaan akrabnya.
Sementara itu, terkait keluhan soal buruknya fasilitas umum di Stadion GBLA, Emil berjanji bakal segera melakukan perbaikan.
"Stadion itu harus melihat dari perspektif penonton. Nanti, kami akan perbaiki dan fasilitas lainnya," ujarnya.
https://bola.kompas.com/read/2017/07/20/07470078/curhat-bobotoh-kepada-ridwan-kamil-soal-buruknya-fasilitas-gbla
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.