Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Liga Inggris, Guardiola Membuat Langkah Mundur

Kompas.com - 05/02/2016, 03:02 WIB
BERLIN, Kompas.com - Mantan bintang Liverpool, Dietmar Hamann, meyakini Pep Guardiola akan mendapati sepak bola Inggris sebagai langkah mundur ketika ia melatih Manchester City pada musim depan. Menurutnya, Premier League bukan liga terbaik di Eropa.

City mengumumkan pada Senin (1/2/2016) bahwa Guardiola diangkat sebagai pengganti Manuel Pellegrini untuk musim depan. Mantan pelatih Barcelona ini diikat dengan kontrak yang dilaporkan bernilai lebih dari 15 juta poundsterling per tahun.

Namun Hamann, yang juga pernah menjadi pemain andalan City, Newcastle United dan Bolton Wanderers mengatakan, Guardiola menghadapi atmosfer membosankan di stadion-stadion serta gaji yang melebihi inflasi ketika tiba di Inggris.

Pria 42 tahun ini mengatakan, gaji dalam sepak bola Inggris dengan cepat menanjak melebihi inflasi dan memberikan gambaran suram mengenai apa yang menanti Guardiola setelah tiga tahun melatih di sepak bola papan atas Jerman bersama Bayern Muenchen dan empat tahun bersama Barcelona.

"Setelah waktunya di Muenchen dan Barcelona, ia akan terkejut dengan atmosfer di sejumlah stadion di Inggris dan merasa seperti ia sedang berada di markas tim divisi keempat Jerman, Unterhaching," tulis Hamann dalam kolomnya untuk majalah sepak bola Kicker edisi Kamis (4/2).

"Sepak bola Inggris menghadapi masalah-masalah besar. Saya menyaksikan Stuttgart bermain secara langsung pada Sabtu lalu dan terpukau dengan apa yang saya lihat."

"Ketika saya membandingkannya dengan pertandingan papan atas Premier League seperti Liverpool melawan Manchester United pada pertengahan Januari, itu merupakan penghinaan untuk melihat apa yang ditawarkan kepada para penonton."

"Oleh karena itu Premier League bukan yang terbaik di Eropa, sangat berlawanan. Liga Jerman, dengan sepak bola menyerang dan kualitas-kualitas teknik, telah menjadi produk paling atraktif untuk ditawarkan."

"Premier League sedang menuju krisis dan naiknya uang televisi sampai 2,3 miliar euro dari musim lalu tidak akan mengembangkan level permainan dengan cara apapun. Jika pemain-pemain papan atas seperti Wayne Rooney atau David Silva masing-masing menerima 15 juta euro itu bukan masalah, tetapi ketika sejumlah pemain mengumpulkan tiga juta euro per tahun hanya karena mereka mampu berlari lurus, maka itu berbahaya untuk sepak bola Inggris."

Hamann pun memberikan peringatan untuk Liga Jerman agar tidak menggunakan Inggris sebagai tolok ukur. Pasalnya, meskipun aliran uang sangat deras di negara tersebut, tetapi tidak menjadi jaminan bisa meraih kesuksesan.

"Inggris telah memberikan bukti terbaik untuk lima tahun terakhir bahwa uang tidak membeli kesuksesan bagi Anda," tambah Hamann, yang ikut merasakan gelar Liga Champions bersama Liverpool pada musim 2004-2005.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com