BRASILIA, Kompas.com -Menjadi catatan sejarah! Itu sudah cukup buat rakyat Kosta Rika dan Kolombia. Prestasi masuk ke babak delapan besar saja sudah menjadi kebanggaan yang akan dikenang sepanjang masa.

Tangis James Rodriguez saat kalah dari Brasil 1-2 pada pertandingan yang lalu justru membuat anak Kolombia semakin mencintai sepak bola. Idola baru telah muncul, persis seperti masa Carlos Valderrama mampu membawa ”Los Cafeteros” lolos ke babak 16 besar tahun 1990 untuk pertama kalinya.

Media Kolombia, El Colombiano, menulis, perilaku warga Medellin, Kolombia, benar-benar berubah sepanjang timnya berlaga di Brasil. Wali Kota Medellin Luis Fernando Suarez mengungkapkan, warganya mematuhi rekomendasi pihak berwenang selama menonton pertandingan.

Hebatnya lagi, selama 29 hari terakhir, tidak terjadi kasus pembunuhan di Medellin. Tingkat kematian akibat kekerasan berkurang sebesar 34 persen dibandingkan tahun lalu. Kalaupun
ada kematian, itu akibat kecelakaan lalu lintas yang tidak terkait dengan pertandingan sepak bola.

Media Kosta Rika, El Pais, juga mengelu-elukan tim asuhan Jose Luis Pinto. Koran itu memuat mimpi ”Los Ticos” sudah berakhir, tetapi kebanggaan dan rasa syukur akan kekal dalam sejarah.

Buat rakyat Kosta Rika, lolos ke babak delapan besar sudah merupakan prestasi yang sangat membanggakan, mengingat sejarah sepak bola negara Amerika Tengah ini naik-turun seperti roller coaster.

Kosta Rika harus menunggu 32 tahun untuk dapat bertanding di putaran final di Piala Dunia 1990. Hebatnya, debut itu langsung menembus babak 16 besar.

Setelah itu, prestasi Kosta Rika langsung turun tajam. Kosta Rika tidak lolos kualifikasi Piala Dunia 1994 dan 1998.

Di era awal 2000, tim ini berhasil lolos, tetapi kembali gagal pada 2010. Kemunculan Kosta Rika tahun 2014 membuat andil besar menyingkirkan tim unggulan Inggris dan Italia.

Media Belgia, De Morgen, hari Minggu memuat kegagalan tim Belgia melawan Argentina lebih disebabkan kepiawaian Lionel Messi dan kawan-kawan. Meski demikian, mereka gembira generasi baru sudah bangkit dan berkembang untuk bersaing di level lebih tinggi.

Kolumnis sepak bola Belgia, Marc Degryse, menulis, hasil di Piala Dunia 2014 sudah bagus dan dia meyakini akan lebih bagus di masa depan. Dia memuat 10 alasan Belgia akan lebih siap.

”Di kejuaraan Eropa 2016 dan Piala Dunia selanjutnya, kita tidak akan berada di luar (empat besar lagi),” tulis Marc.

Buat Perancis, pencapaian tim asuhan Didier Deschamps lebih bagus dibandingkan penampilan 2010 di Afrika Selatan. Saat itu, Perancis tersingkir di babak penyisihan secara memalukan.

Deschamps senang memiliki skuad kuat yang diyakininya akan menjadi lebih baik ke depan. ”Saya bangga terhadap tim ini. Tetapi, ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan,” katanya.(Reuters/Wikipedia/SAH)