Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2014, 09:17 WIB
Okky Herman Dilaga

Penulis

KOMPAS.com — Gerakannya lincah. Liukannya sering membuat lawan mati kutu. Tendangannya menjadi ancaman utama kiper musuh. Itu adalah sebuah gambaran singkat mengenai kualitas striker Uruguay, Luis Suarez.

Tak ada yang menyangkal kehebatan Suarez saat ini. Kerja keras dan sikap pantang menyerah merupakan modal awal Suarez membangun mimpi. Mimpi menjadi pesepak bola terkenal di dunia. Tak muluk-muluk, Suarez mungkin hanya ingin membuat kehidupan keluarganya lebih baik pada masa depan.

Suarez tak lahir dari keluarga kaya. Tanggal 24 Januari 1987, Suarez lahir dari pasangan suami yang bekerja di sebuah pabrik biskuit dan istri yang mencari nafkah di terminal bus Tres Cruces. Suarez adalah anak keempat dari tujuh bersaudara.

Sejak lahir, Suarez tidak pernah meninggalkan Salto, kota kelahirannya. Meski hidup susah, Suarez begitu dimanja oleh sang nenek. Alhasil, ketika seluruh keluarganya memutuskan pindah ke Montevideo saat Suarez berusia tujuh tahun, dia langsung menolak.

Suarez sempat tinggal bersama neneknya di Salto selama sebulan. Namun, pada akhirnya, Suarez harus ikut dengan ayah, ibu, dan saudara kandungnya ke ibu kota Uruguay. Tetap saja, Salto menjadi kota yang tak terlupakan bagi Suarez. Tiap liburan sekolah, Suarez pasti pulang kampung setelah memendam rindu kehilangan kenyamanan kota kelahirannya.

"Aku kehilangan banyak hal dari Salto. Kami datang ke Montevideo, kota di mana sangat mustahil bermain sepak bola tanpa alas kaki. Tentu saja, aku merindukan bermain bola tanpa alas kaki di Salto. Namun, aku harus terbiasa dengan kehidupan baru itu," kata Suarez mengingat masa kecilnya.

Setelah pindah, Suarez dihadapkan pada masalah keluarga. Orangtuanya berpisah. Suarez bersama keenam saudaranya ikut sang ibu. Kehidupan Suarez semakin sulit. Bayangkan, sang ibu harus menafkahi seluruh anaknya dengan mengandalkan pekerjaan sebagai pembersih di terminal bus Tres Cruces.

"Aku benar-benar mengalami masa sulit saat itu. Anda bisa bayangkan bila hidup dari keluarga besar, tetapi tidak banyak hasil pendapatan di rumah. Kami harus hidup dan itu penuh pengorbanan," ujar Suarez.

Karena itulah, Suarez mempunyai impian besar. Dia ingin berkonsentrasi mengembangkan kemampuan sebagai pemain sepak bola. Beruntung, ibu kota Uruguay menjadi tempat yang cocok bagi Suarez menimba ilmu.

"Aku bermain sepak bola setelah pindah ke Montevideo. Ini perubahan besar dalam hidupku. Sejak saat itu, aku menemukan banyak kesempatan besar," lanjut Suarez.

Kehebatan Suarez bermain sepak bola ketika kecil memang diakui. Buktinya, Suarez mendapat undangan untuk mengikuti seleksi masuk pelatihan tim nasional yunior saat berusia 11 tahun. Namun, impian besar itu kandas karena alasan keuangan.

"Seluruh impiannya menjadi kenyataan. Namun, semuanya membutuhkan biaya mahal. Aku akhirnya menolak karena aku tidak mempunyai cukup uang untuk membeli sepatu sepak bola," kisah Suarez.

Setelah menunggu lama, pada usia 14 tahun, Suarez mendapat kesempatan lain, yakni bergabung ke klub Nacional de Montevideo. Mulai dari sanalah, Suarez serius menekuni sepak bola.

Kehidupan masa remaja sempat membuat Suarez lupa diri. Beberapa kali, Suarez keluyuran malam karena pesta dan mabuk-mabukan hingga pagi buta. Karier sepak bolanya di Nacional terlupakan. Suarez jarang dimainkan pelatih tim yunior Nacional.

Hingga akhirnya, Suarez sadar akan impian masa kecil untuk membuat kehidupan keluarganya jadi lebih baik. "Pelatih mengatakan kepadaku, untuk berlatih seperti biasa atau dia tidak akan memainkanku lagi," tandas Suarez.

Kembali ke jalur impian, Suarez yang memiliki bakat besar dalam sepak bola dengan cepat masuk ke dalam tim utama. Pada usia 18 tahun, Suarez sudah dipercaya menjalani debut bersama tim senior Nacional. Suarez sukses menyarangkan 12 gol dalam 29 pertandingan Liga Uruguay.

Ketajaman Suarez itu yang kemudian mewujudkan mimpi masa kecilnya. Suarez dilirik klub Belanda, FC Groningen. Karier Suarez di Eropa pun dimulai pada 2006. Selanjutnya, Suarez terus berkembang sampai Ajax Amsterdam (2007-2011) dan Liverpool (2011 hingga kini) merasakan daya magis pemain bernama lengkap Luis Alberto Suarez Diaz itu.

Impian Suarez terwujud. Bisa dipastikan, keluarganya kini hidup layak karena hasil kerja keras Suarez. Kehidupan masa kecil yang keras membangun diri Suarez menjadi sosok pantang menyerah. Di luar sisi kontroversi, Suarez sudah diakui sebagai salah satu pemain terbaik dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Piala Asia U23 2024: STY Tak Terbebani Olimpiade, Mau Cetak Sejarah

Timnas Indonesia
Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Hasil MotoGP Spanyol 2024: Bagnaia Hattrick Menang di Jerez, Marquez Kedua

Motogp
Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Timnas Indonesia
Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Liga Italia
Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com