KOMPAS.com - Kiper AC Milan, Mike Maignan, pada pekan silam jadi korban aksi rasialisme fan Udinese. Reaksi Milan meninggalkan lapangan disebut Yunus Musah sangat tepat.
Pada partai pekan ke-21 Liga Italia 2023-2024 antara Udinese vs Milan di Stadion Friuli, Minggu (21/1/2024) dini hari WIB Mike Maignan sempat tak mau melanjutkan permainan.
Penyebabnya adalah nyanyian rasialisme dari suporter Udinese yang ditujukan kepadanya,
Maignan awalnya membiarkan tindakan suporter Udinese yang menirukan suara monyet.
Baca juga: Hasil Udinese Vs Milan 2-3: Diwarnai Rasialisme kepada Mike Maignan, Rossoneri Menang Dramatis
Namun, sang kiper asal Perancis itu mulai tak tahan dan melapor kepada wasit Fabio Maresca.
“Sangat menyedihkan melihat kejadian pada Sabtu kemarin terus terus muncul. Tindakan semacam ini harus ada konsekuensinya. Reaksi kami di lapangan sangatlah tepat,” kata Yunus Musah dalam rilis yang dikirimkan AC Milan kepada KOMPAS.com.
Yunus Musah, gelandang AC Milan asal Amerika Serikat, mengatakan hal tersebut kala berjumpa dengan siswa dari berbagai negara dalam acara peringatan Hari Pendidikan Internasional, Rabu (24/1/2024).
Musah bersama pemain dari tim putri AC Milan, Chrysty Grimshaw, membagikan pengalaman kepada siswa dari New York (Amerika Serikat), London (Inggris), Nairobi (Kenya, dan Kampala (Uganda)
“Itu memberikan kami keyakinan bahwa kami adalah satu kesatuan tim, bangkit dari malam itu dengan lebih kuat dan membawa kemenangan,” ujar Yunus Musah.
Baca juga: Presiden FIFA Sebut Nyanyian Rasis untuk Mike Maignan Menjijikan
Reaksi Milan setelah Maignan menjadi sasaran tindak rasialisme adalah bersama-sama masuk ke lorong ruang ganti. Il Rossoneri (Si Merah Hitam) mogok bermain.
Pertandingan Udinese vs Milan pun sempat terhenti selama sekitar lima menit. Pada akhirnya, Maignan dan pemain-pemain Milan bersedia melanjutkan laga dan menuai kemenangan dramatis 3-2, meski sempat tertinggal 1-2 memasuki menit-menit akhir.
Musah yang lahir di Amerika Serikat dari pasangan asal Ghana, tumbuh besar di Italia, dan mulai meniti karier sepak bola profesional di Inggris, sadar akan pentingnya menghargai multikulturalisme.
“Sepanjang karier sepak bola mengajarkan saya sejumlah nilai seperti kesabaran dan respek. Kesabaran membantu Anda memahami bahwa Anda tak perlu patah semangat, sebab dengan bekerja keras Anda bisa mencapai tujuan,” ujar Yunus Musah.
“Respek fundamental, terutama ketika berbagi keseharian dengan lebih dari 20 individu berbeda di ruang ganti.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.