Ibrahimovic Kembali ke Milan: Tak seperti Maldini, Tak Boleh Pikirkan Diri Sendiri

KOMPAS.com - Zlatan Ibrahimovic membuka lembar kisah baru bersama AC Milan dengan tergabung ke dalam jajaran manajemen klub. Peran Ibra tak akan seperti Paolo Maldini.

Ibrahimovic secara resmi diperkenalkan sebagai bagian dari manajemen AC Milan pada Senin (11/12/2023) silam.

Pria asal Rosengard, Swedia, itu bakal mengemban tugas anyar sebagai “mitra operasional” dan “penasihat senior” AC Milan.

Ibrahimovic akan dilibatkan dalam urusan bisnis maupun teknis klub beralias Il Rossoneri (Si Merah-Hitam).

Artinya, lingkup ruang kerja Ibrahimovic adalah di kantor klub, yakni Casa Milan, serta sentra latihan Milanello.

Baca juga: Ibrahimovic Kembali ke Milan, Capello Peringatkan Pioli

Walau begitu, Ibrahimovic disebut tidak akan seintens eks Direktur Teknik AC Milan, Paolo Maldini, yang dipecat bersama RIcky Massara (Direktur Olahraga) awal Juni silam, dalam mendampingi tim di Milanello

“Ibra adalah seorang juara yang memiliki banyak pengalaman dan karakter,” ujar jurnalis senior Italia yang kerap membahas sepak terjang Milan, Carlo Pellegatti.

“Dikatakan dia tidak akan seperti Maldini-Massara yang datang ke Milanello setiap hari. Namun, penting bahwa dia berada di sana saat diperlukan,” ujar Pellegatti dikutip dari Milan News.

Kharisma dan kepemimpinan Ibrahimovic dirasa masih penting untuk membangun atmosfer positif di ruang ganti Milan, seperti yang dilakukannya saat masih jadi pemain.

“Saya pikir dia bisa berbicara dengan (Giorgio) Furlani (CEO) dan (Gerry) Cardinale (pemilik), meski saya merasa dia tidak akan bisa membuat keputusan sendiri,” tutur Pellegatti menambahkan.

Baca juga: Ibrahimovic Resmi Kembali ke Milan: Cinta Saya untuk Rossoneri Tak Pernah Mati...

Pelatih legendaris Milan, Fabio Capello, punya pandangan serupa dengan Pellegatti. Menurutnya, Ibra mesti pelan-pelan dalam melakoni peran barunya.

“Mungkin akan terdengar aneh. Tapi, kali ini dia harus mampu jadi rendah hati dalam menjalani peran yang benar-benar baru untuknya ini,” kata Fabio Capello.

“Jika sebelumnya Ibra menentukan yang terbaik bagi dirinya sendiri, kini bekerja dalam tim, dia mesti paham bagaimana untuk berkompromi, tanpa rasa egois,” ucap pelatih yang mengantar AC Milan juara Liga Champions 1994 itu menjelaskan tantangan yang menanti Ibra.