KOMPAS.com - Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri, tak mau mendengar istilah pemain diaspora atau pemain keturunan lagi saat membahas timnas U17 Indonesia.
Ia tidak ingin skuad Garuda Muda dibeda-bedakan oleh latar belakang apa pun. Baginya seluruh pemain sama, karena punya visi misi sama untuk membanggakan Indonesia di Piala Dunia U17 2023.
“Jangan lagi gunakan bahasa keturunan. Kalau sudah punya paspor indonesia ya dia orang indonesia,” tutur pelatih yang pernah membawa Indonesia juara Piala AFF U19 2013 itu.
“Jangan diembel-embeli dia keturunan. Dia punya hak membela indonesia,” tuturnya menegaskan.
Pasukan arahan Bima Sakti menahan imbang Ekuador dengan skor 1-1 pada laga yang dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Jumat (10/11/2023) malam.
Baca juga: Piala Dunia U17 2023, 3 Aspek Fisik Timnas U17 Indonesia Belum Sempurna
Muncul beberapa nama yang menjadi pusat perbincangan, seperti pencetak gol Arkhan Kaka dan penjaga gawang Ikram Al Ghifari yang tampil sebagai pembeda.
Selain kedua nama tersebut sorotan juga diarahkan kepada pemain-pemain diaspora.
Sebab, pencinta sepak bola Tanah Air menantikan kontribusi para pemain yang terasah dengan fasilitas dan kurikulum klub luar negeri.
Timnas Indonesia U17 sebenarnya memiliki tiga nama pemain yang ditempa klub asing, yakni Chow Yun Damanik Kadie (Lausanne-Sport/Swiss), Amar Brkic (Hoffenheim/Jerman), dan Welber Jardim (Sao Paulo/Brasil).
Namun, Chow Yun Damanik batal berangkat ke Piala Dunia U17 2023 karena terganjal masalah administrasi.
Saat ini pemain yang berdomisili di Swiss tersebut sedang diproyeksikan untuk timnas Indonesia U20.
Sementara itu pada laga perdana melawan Ekuador, Amar Brkic tidak diturunkan pelatih Bima Sakti. Ia hanya berada di bangku cadangan karena sakit diare.
Lantaran sakit, Brkic harus beristirahat selama dua hari dan melewatkan latihan. Sehingga, Bima Sakti enggan memaksakan diri untuk menurunkan sang pemain Hoffenheim.
Baca juga: Piala Dunia U17 2023: Sempat Sakit Diare, Amar Brkic Siap Main Lawan Panama
"Amar kemarin sakit diare 2 hari, 2 hari tidak latihan. Tidak mungkin kami pasang, tidak mungkin kami paksakan juga. Oleh sebab itu, kondisinya takut lebih memburuk lagi, karena dia dari Eropa datang ke sini," tutur Bima Sakti.