KOMPAS.com - Kondisi pemain Persebaya Surabaya, Rizky Dwiyan, berangsur membaik usai menjalani perawatan di ICU.
Saat ini, ia sudah mulai menjalani recovery alias masa pemulihan dengan pendampingan rehab medik dari rumah sakit.
"Yang pertama dia sudah pindah kamar, sudah jadwal intensif untuk perawatannya. Yang kedua dia kondisinya sudah sangat membaik," tutur dokter tim Persebaya, dr Ahmad Ridhoi.
Sebelumnya, Rizky Dwiyan menjalani MRI dan didiagnosa mengalami shock spinal cord injury. Ada penurunan indra peraba pada tangan dan kaki sang pemain Persebaya.
Selama perawatan di rumah sakit ia didampingi dokter spesialis syaraf. Dua hari sekali, pemain berposisi gelandang itu mendapatkan suntikan stimulan.
Baca juga: Gelandang Persebaya Dilarikan ke RS karena Cedera Tulang Belakang, Kondisi Stabil
Rizky Dwiyan sudah mulai berjalan dari ruang perawatan hingga lorong medis, meskipun masih sempoyongan. Suntikan tadi dilakukan sebagai stimulan agar Rizky Dwiyan bisa jalan normal.
Ahmad Ridhoi belum bisa memastikan kapan Rizky Dwiyan bisa kembali berjalan dengan normal.
Karena, pemulihan pada otot bagian belakang memang sedikit lama. Selain itu, terapi yang dijalani sang pemain, evaluasinya per minggu atau bisa jadi lebih dari satu bulan.
"Terapi ini dimulai dari estenitas bawah karena major impact-nya di estenitas bawah," tutur Dokter lulusan Universitas Airlangga itu.
Baca juga: Persebaya Tak Masalah Diserang, Sepak Bola Itu Hasil Akhir
Rizky Dwiyan mendapatkan musibah cedera di bagian tulang belakang saat menjalani latihan jelang pekan ke-8 Liga 1 2023-2024 di Lapangan Thor, Senin (14/8/2023) lalu.
Saat latihan berlangsung ia berusaha menyundul bola dengan gerakan seperti biasa dan normal.
Namun, bola di luar jangkauan sundulannya. Begitu mendarat, ia langsung tersungkur memegangi punggungnya dan menunjukkan ekspresi kesakitan yang luar biasa.
Pemain bernomor punggung 22 tersebut kemudian langsung dilarikan ke Rumah Sakit Premier Surabaya.
Selama di rumah sakit ia hanya boleh terbaring. Kondisinya terus dipantau dokter spesialis saraf dan sejumlah dokter spesialis lainnya, dengan pendampingan dokter tim Persebaya.
Sempat ada opsi untuk naik meja operasi karena selama menjalani perawatan di IGD, ada penurunan indra peraba pada tangan dan kaki.
"Namun, beberapa jam kemudian, setelah observasi dan pemberian obat oleh dokter saraf, respons tangan Risky membaik. Operasi diputuskan tidak perlu dilakukan. Ia harus menjalani observasi ketat di ruang ICU," ujar dr Ahmad Ridhoi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.