Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat soal Sanksi FIFA: Layak Disyukuri, walau Harus Jadi Pembelajaran

Kompas.com - 07/04/2023, 19:19 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Sanksi FIFA terhadap Indonesia setelah pembatalan Piala Dunia U20 harus bisa menjadi momentum bagi para stakeholder sepak bola dan olahraga Tanah Air untuk belajar.

FIFA telah mengumumkan hukuman kepada Indonesia setelah badan tertinggi sepak bola dunia tersebut mencabut hak Indonesia menggelar Piala Dunia U20 yang sejatinya diadakan 20 Mei-11 Juni 2023.

Gelombang penolakan atas timnas Israel terutama dari Gubernur Bali I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuat FIFA bertindak tegas.

Setidaknya, PSSI dan Indonesia lolos dari hukuman berat FIFA. Organisas bermarkas di Zurich, Swiss, tersebut hanya memberikan sanksi administratif berupa pembekuan dana FIFA Forward, yang dipakai untuk operasional PSSI.

Baca juga: Indonesia Dapat Kartu Kuning dari FIFA, Pengamat: Jangan Main-main Lagi

Hal tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi FIFA pada Kamis (6/4/2023) di mana organisasi pimpinan Gianni Infantino itu juga kembali menyatakan keteguhan mereka untuk terus membantu proses transformasi sepak bola Tanah Air.

Terkait hukuman yang telah diberikan, pengamat sepak bola Anton Sanjoyo mengatakan bahwa ini adalah pengingat tepat bagi sepak bola Indonesia.

"Sanksi ringan sudah layak dan sepantasnya karena bukan salah pemerintah sebagai host dan PSSI sebagai asosiasi," ujarnya kepada Kompas.com pada Jumat (7/4/2023).

"Layak disyukuri walaupun tetap jadi pembelajaran."

Baca juga: Klarifikasi Waketum PSSI soal Rumor Pelanggaran Etik FIFA

Jurnalis olahraga senior ini juga mengatakan bahwa penghentian dana operasional FIFA bukan hal besar bagi PSSI yang sekarang dipimpin oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

"Soal dihentikannya dana dari FIFA rasanya tidak terlalu masalah."

"Erick Thohir harus lebih kreatif melakukan monetisasi sepak bola."

"Besaran dana FIFA setahu saya sekitar 300 ribu dollar per tahun, bukan jumlah yg terlalu signifikan juga.

"Erick bisa cari solusi lain lewat kekuatan dalam negeri."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com